Berkat Teknologi X-Ray, Misteri Mesir Kuno Terungkap

Baru-baru ini ilmuwan menemukan bahwa orang-orang Mesir kuno sering melakukan kecurangan saat memberikan persembahan.
Berkat Teknologi X-Ray, Misteri Mesir Kuno Terungkapilustrasi Mesir kuno. (History.com)
Kebudayaan Mesir kuno memang selalu menyimpan misteri yang menarik. Baru-baru ini, rahasia Mesir kuno akhirnya terkuak dengan teknologi X-Ray.
Orang-orang Mesir kuno selalu memberikan persembahan berupa hewan korban pada dewa-dewanya. Ritual ini dilakukan setiap hari. Tak hanya pada dewa, raja pun harus diperlakukan dengan sama.
Persembahan orang Mesir kuno sendiri bisa berupa makanan, minuman, atau hewan yang sudah dimumifikasi. Baru-baru ini ilmuwan menemukan bahwa orang-orang Mesir kuno sering melakukan kecurangan saat memberikan persembahan.
Para ilmuwan baru saja melakukan pemindaian atas 800 bendel ‘hewan’ yang sudah dijadikan mumi. Semua artefak ini diambil dari makam-makam besar di Mesir. Mengejutkannya, isi dari gulungan itu ternyata bukan binatang.
Hanya sepertiga dari 800 bundelan itu yang berisi binatang utuh. Sisanya? Buntalan lumpur dan dedaunan. Orang-orang Mesir kuno ternyata cukup kreatif untuk membentuk mumi hewan palsu dari lumpur tersebut.
Masyarakat Mesir kuno sendiri sebenarnya menjungjung tinggi penyembahan pada hewan. Mereka menganggap hewan sebagai penjelmaan dewa-dewa. Misal burung elang merepresentasikan Dewa Horus. Ada juga hewan kucing yang dianggap sebagai dewa matahari Ra.
Hewan-hewan suci ini selalu dijadikan mumi dan dimasukkan ke makam orang Mesir. Mereka dianggap kelak akan hidup kembali dan ikut menemani tuannya di kehidupan yang akan datang. Itulah rahasia Mesir kuno yang berhasil terkuak dengan teknologi X-Ray.
Meski tidak berisi hewan yang sesungguhnya. Para ilmuwan juga berhasil menemukan fakta bahwa ‘mumi’ palsu tersebut ternyata selalu terbuat dari benda-benda yang dekat dengan hewan aslinya. Misalnya telur, bahan sarang burung, dan lain-lain. Menurut peneliti mungkin benda-benda ini dianggap bisa mewakili hewan yang sesungguhnya
(Intisari-Online, Sumber: Iflscience

No comments: