Kota Pemuja Monyet Sebagai Tuhan Ditemukan
Kota ini disebut sebagai Kota Putih
Tim gabungan yang terdiri dari arkeolog dan Amerika dan Honduras, dibantu penjelajah dan tim ahli dari pasukan SAS Inggris, berhasil menemukan lokasi yang paling terpencil di bumi, namun disebut sebagai penemuan yang menakjubkan. Ekspedisi ini mencari situs legendaris Kota Putih, yang juga dikenal dengan 'Kota Pemuja Tuhan Monyet'. Ini merupakan tujuan lama dari para penjelajah barat sejak jaman penaklukan Spanyol di abad ke-16.
Kota ini dipercaya sebagai satu dari banyaknya kota hilang di hutan Moquitia. Itu adalah rumah dari orang-orang tak dikenal yang berkembang selama ribuan tahun lalu, namun jejaknya tidak diketahui dan hilang sampai sekarang. Tidak seperti suku Maya, budaya dan bangsa di lokasi ini bahkan tidak memiliki nama.
Dilansir melalui National Geographic, Kamis 5 Maret 2015, para arkeolog meneliti dan memetakan lahan luas yang ada, pekerjaan tanah, gundukan dan piramida tanah yang diidentifikasi. Mereka juga menemukan patung batu tersembunyi yang menakjubkan, tidak tersentuh selama berabad-abad. Mereka mendokumentasikannya tapi tidak sampai langkah ekskavasi.
"Alam yang belum tersentuh ini sangat unik. Jika dirawat dan dipelajari dengan baik, bisa menjelaskan kepada kita mengenai konservasi modern di masa lalu. Di abad 21 ini, ternyata banyak hal yang bisa kita temukan terkait dengan bumi kita," ujar ketua tim arkeolog, Christopher Fisher.
Situs kuno itu berlokasi di pedalaman hutan Mosquitia, wilayah luas yang terdiri dari rawa, sungai dan pegunungan, hampir tidak pernah terjamah manusia.
Dalam penjelajahannya, tim menemukan 52 buah artefak kuno yang menonjol keluar dari tanah. Banyak lagi bukti yang masih tersimpan di dalam tanah, termasuk lahan pemakaman. Ada juga sebuah batu duduk untuk upacara yang diukir dengan halus, dihiasi ular dan burung pemakan bangkai.
"Yang paling mencolok, yang kami temukan, adalah kepala mirip jaguar, mungkin menggambarkan transformasi dari seorang dukun, arwah dari wilayah itu. Artefak ini dipercaya berasal dari tahun 1000 sampai 1400 setelah masehi," ujar Fisher.
Lokasi kota hilang di Honduras, disebut 'City of Monkey God'. (Telegraph)
Ilmuwan menemukan sisa-sisa kota hilang yang ditinggalkan oleh peradaban misterius beberapa abad lalu. Kota yang warganya pernah memuja tuhan berwujud monyet itu ditemukan di kedalaman hutan hujan di Honduras.Tim gabungan yang terdiri dari arkeolog dan Amerika dan Honduras, dibantu penjelajah dan tim ahli dari pasukan SAS Inggris, berhasil menemukan lokasi yang paling terpencil di bumi, namun disebut sebagai penemuan yang menakjubkan. Ekspedisi ini mencari situs legendaris Kota Putih, yang juga dikenal dengan 'Kota Pemuja Tuhan Monyet'. Ini merupakan tujuan lama dari para penjelajah barat sejak jaman penaklukan Spanyol di abad ke-16.
Kota ini dipercaya sebagai satu dari banyaknya kota hilang di hutan Moquitia. Itu adalah rumah dari orang-orang tak dikenal yang berkembang selama ribuan tahun lalu, namun jejaknya tidak diketahui dan hilang sampai sekarang. Tidak seperti suku Maya, budaya dan bangsa di lokasi ini bahkan tidak memiliki nama.
Dilansir melalui National Geographic, Kamis 5 Maret 2015, para arkeolog meneliti dan memetakan lahan luas yang ada, pekerjaan tanah, gundukan dan piramida tanah yang diidentifikasi. Mereka juga menemukan patung batu tersembunyi yang menakjubkan, tidak tersentuh selama berabad-abad. Mereka mendokumentasikannya tapi tidak sampai langkah ekskavasi.
"Alam yang belum tersentuh ini sangat unik. Jika dirawat dan dipelajari dengan baik, bisa menjelaskan kepada kita mengenai konservasi modern di masa lalu. Di abad 21 ini, ternyata banyak hal yang bisa kita temukan terkait dengan bumi kita," ujar ketua tim arkeolog, Christopher Fisher.
Situs kuno itu berlokasi di pedalaman hutan Mosquitia, wilayah luas yang terdiri dari rawa, sungai dan pegunungan, hampir tidak pernah terjamah manusia.
Dalam penjelajahannya, tim menemukan 52 buah artefak kuno yang menonjol keluar dari tanah. Banyak lagi bukti yang masih tersimpan di dalam tanah, termasuk lahan pemakaman. Ada juga sebuah batu duduk untuk upacara yang diukir dengan halus, dihiasi ular dan burung pemakan bangkai.
"Yang paling mencolok, yang kami temukan, adalah kepala mirip jaguar, mungkin menggambarkan transformasi dari seorang dukun, arwah dari wilayah itu. Artefak ini dipercaya berasal dari tahun 1000 sampai 1400 setelah masehi," ujar Fisher.
No comments:
Post a Comment