Yerussalem, Selamanya milik Yahudi
Sebagai seorang humanis-sekuler, aku tidak setuju dengan cara yang ditempuh Israel melalui jalan kekerasan membabi buta untuk melawan Hamas di Gaza , khususnya. Namun, aku juga tidak bisa mengingkari fakta bahwa Yerussalem, selamanya milik Yahudi baik sebagai bangsa atau sebagai negara agama.
Tapi sejujurnya aku juga bingung, apakah sebuah bangsa yang katakanlah 100 tahun menempati suatu tempat dapat mengklaim itu sebagai wilayah mereka. Ataukah sebuah bangsa yang telah bermukim di situ selama ribuan tahun dan membangun tempat itu, lalu berdiaspora ke berbagai penjuru dunia karena konflik politik, berhak mengklaim wilayah itu.
Ini seperti mana yang lebih dulu, telur atau ayam. Tapi jelas, jika argumen bangsa Palestina adalah ‘tempat suci’ baik itu masjidil aqsa atau masjid kubat batu, maka argumen ini sangat mudah di tepis. Bagaimana bisa kalian mengklaim tempat suci umat lain seenak jidatnya ? Apakah ada bukti historis bahwa Nabi Muhammad pernah ke sini dan naik ke langit ? Bukankah masjidil aqsa dan masjid kubah batu di bangun jauh setelah Nabi Muhammad wafat ? Kalau ini terjadi dengan Ka’bah, bagaimana ? Realistis saja lah.
Ngomong-ngomong soal ‘kekerasan’ yg di lakukan pihak Israel, saya mau bertanya, adakah negara di dunia ini yang berdiri diatas kedamaian ?
Peperangan, pertumpahan darah itu sudah menjadi insting manusia. Apalagi untuk mempertahankan apa yang menjadi haknya. Kebenaran memang menyakitnya. Tapi seperti ini lah realitanya.
Kalaupun ada jalan tengah, umat Yahudi lah yg terpaksa mengalah dengan cara membangun Bait Suci mereka tanpa harus menghancurkan Kedua masjid suci ini. Tapi apakah mereka juga mau ?
Pada akhirnya, kekuatan adalah jawaban atas segala macam permasalahan. Realitas yang ada, mereka yang lemah akan disingkirkan. Ini hukum alam.
* Artikel ini masih membutuhkan penelitian lebih jauh lagi (w-r).
Ahmad A
Tapi sejujurnya aku juga bingung, apakah sebuah bangsa yang katakanlah 100 tahun menempati suatu tempat dapat mengklaim itu sebagai wilayah mereka. Ataukah sebuah bangsa yang telah bermukim di situ selama ribuan tahun dan membangun tempat itu, lalu berdiaspora ke berbagai penjuru dunia karena konflik politik, berhak mengklaim wilayah itu.
Ini seperti mana yang lebih dulu, telur atau ayam. Tapi jelas, jika argumen bangsa Palestina adalah ‘tempat suci’ baik itu masjidil aqsa atau masjid kubat batu, maka argumen ini sangat mudah di tepis. Bagaimana bisa kalian mengklaim tempat suci umat lain seenak jidatnya ? Apakah ada bukti historis bahwa Nabi Muhammad pernah ke sini dan naik ke langit ? Bukankah masjidil aqsa dan masjid kubah batu di bangun jauh setelah Nabi Muhammad wafat ? Kalau ini terjadi dengan Ka’bah, bagaimana ? Realistis saja lah.
Ngomong-ngomong soal ‘kekerasan’ yg di lakukan pihak Israel, saya mau bertanya, adakah negara di dunia ini yang berdiri diatas kedamaian ?
Peperangan, pertumpahan darah itu sudah menjadi insting manusia. Apalagi untuk mempertahankan apa yang menjadi haknya. Kebenaran memang menyakitnya. Tapi seperti ini lah realitanya.
Kalaupun ada jalan tengah, umat Yahudi lah yg terpaksa mengalah dengan cara membangun Bait Suci mereka tanpa harus menghancurkan Kedua masjid suci ini. Tapi apakah mereka juga mau ?
Pada akhirnya, kekuatan adalah jawaban atas segala macam permasalahan. Realitas yang ada, mereka yang lemah akan disingkirkan. Ini hukum alam.
* Artikel ini masih membutuhkan penelitian lebih jauh lagi (w-r).
Ahmad A
No comments:
Post a Comment