Sultan Mahmud Badaruddin II, Pahlawan Nasional dari Keluarga Al Alawiyin di Kesultanan Palembang Darussalam

Sultan Mahmud Badaruddin II adalah pemimpin kesultanan Palembang-Darussalam selama dua periode (1803-1813, 1818-1821), setelah masa pemerintahan ayahnya, Sultan Muhammad Bahauddin (1776-1803).Semenjak ditunjuk menjadi Sultan Kerajaan Palembang menggantikan ayahnya Sultan Muhammad Baha’uddin, Sultan Mahmud Badaruddin melakukan perlawanan terhadap Inggris dan Belanda.
smbII
Dalam masa pemerintahannya, ia beberapa kali memimpin pertempuran melawan Inggris dan Belanda, di antaranya yang disebut Perang Menteng. Ketika Batavia berhasil diduduki pada tahun 1811, Sultan Mahmud justru berhasil membebaskan Palembang dari cengkeraman Belanda pada tanggal 14 Mei 1811.
Sejak timah ditemukan di Bangka pada pertengahan abad ke-18, Palembang dan wilayahnya menjadi incaran Britania dan Belanda. Demi menjalin kontrak dagang, bangsa Eropa berniat menguasai Palembang.
Awal mula penjajahan bangsa Eropa ditandai dengan penempatan Loji (kantor dagang). Di Palembang, loji pertama Belanda dibangun di Sungai Aur (10 Ulu).
Bersamaan dengan adanya kontak antara Britania dan Palembang, hal yang sama juga dilakukan Belanda. Dalam hal ini, melalui utusannya, Raffles berusaha membujuk SMB II untuk mengusir Belanda dari Palembang (surat Raffles tanggal 3 Maret 1811).
Dengan bijaksana, SMB II membalas surat Raffles yang intinya mengatakan bahwa Palembang tidak ingin terlibat dalam permusuhan antara Britania dan Belanda, serta tidak ada niatan bekerja sama dengan Belanda. Namun akhirnya terjalin kerja sama Britania-Palembang, di mana pihak Palembang lebih diuntungkan.
Melalui perjuangan panjang dalam membebaskan tanah Palembang dari tangan Belanda, namun akhirnya pada tanggal 25 Juni 1821 Palembang jatuh ke tangan Belanda.
Pada Tanggal 13 Juli 1821, menjelang tengah malam, Sultan mahmud badarudin II beserta keluarganya menaiki kapal Dageraad dengan tujuan Batavia. Dari Batavia sultan mahmud badarudin II dan keluarganya diasingkan ke Ternate oleh belanda dan sampai akhir hayatnya 26 September 1852.
Sultan Mahmud Badaruddin adalah salah satu pejuang yang melawan terhadap dua penjajah yakni Inggris dan Belanda. SK Presiden RI No 063/TK/1984 menganugerahi gelar Pahlawan Nasional kepada Sultan Mahmud Badaruddin II

Keluarga Al Alawiyin Palembang

Hal menarik dari Sultan Mahmud Badaruddin II, beliau merupakan sosok yang berasal dari Keluarga Al Alawiyin, baik dari pihak ayahnya maupun dari pihak ibunya. Dimana silsilah kedua orang tuanya, akan bertemu dengan tokoh ulama Hadramaut yang bernama Sayyid Alawi (Amil Faqih), sebagaimana terlihat pada bagan silsilah berikut…
sultanpalembang
WaLlahu a’lamu bishshawab

KQ

No comments: