Hilang Ratusan Tahun, Kapal Tempur Ditemukan
Sepenggal cerita tentang pertempuran itu mengisahkan bahwa semua orang tewas dan kapal-kapal tenggelam.
Pertempuran berdarah antara Belanda dan Perancis tahun 1677 silam memakan korban kapal tempur Huis de Kreuningen.
Kapal itu kandas dan menghilang selama ratusan tahun. Kini ditemukan di lepas pantai Tobago sebelah selatan Kepulauan Karibia. Paling tidak itulah dugaan dari para arkeolog kelautan.
Ketika itu 3 Maret 1677, Angkatan Laut Prancis melancarkan serangan sengit kepada Belanda di Rockley Bay, Tobago.
Sepenggal cerita tentang pertempuran itu mengisahkan bahwa semua orang tewas dan kapal-kapal tenggelam.
Menurut Kroum Batchvaroc, asisten profesor arkeologi maritim di University of Connecticut mengungkap sekitar 2.000 orang tewas dan 14 kapal kandas.
Sejak Maret lalu, Batchvarov mulai mencari jejak kapal kandas ini di Teluk Rockley. Tim penelti mengidentifikasi melalui penginderaan jarak jauh dan menganalisa catatan sejarah.
Akhirnya mereka menemukan kumpulan kapal tenggelam sisa perang di teluk Rockley. “Yang pertama kali kami temukan adalah meriam,” ujar Batchvarov.
Selama 20 menit penyelaman, para peneliti menemukan setidaknya tujuh meriam besi dan beberapa senjata. Ia berujar, “Sepanjang 17 tahun menggeluti dunia arkeologi. Ini adalah pengalaman paling menarik.”
Walau kayu kapal sudah tak dapat ditemukan lagi, namun pipa bahan bakar kapal masih dapat terlihat jelas.
Para arkeolog juga menemukan tong bir dengan ukiran jenderal militer zaman kuno, yakni Joshua, David, dan Alexander Agung. Bahkan ditemukan pula meriam dengan ukuran 40 meter.
Karena belum adanya fasilitas konservasi memadahi di sekitar temuan artefak, Batchvarov beserta rekannya memutuskan tetap meninggalkan runtuhan Huis de Kreuningen di bawah laut.
Kapal itu kandas dan menghilang selama ratusan tahun. Kini ditemukan di lepas pantai Tobago sebelah selatan Kepulauan Karibia. Paling tidak itulah dugaan dari para arkeolog kelautan.
Ketika itu 3 Maret 1677, Angkatan Laut Prancis melancarkan serangan sengit kepada Belanda di Rockley Bay, Tobago.
Sepenggal cerita tentang pertempuran itu mengisahkan bahwa semua orang tewas dan kapal-kapal tenggelam.
Menurut Kroum Batchvaroc, asisten profesor arkeologi maritim di University of Connecticut mengungkap sekitar 2.000 orang tewas dan 14 kapal kandas.
Sejak Maret lalu, Batchvarov mulai mencari jejak kapal kandas ini di Teluk Rockley. Tim penelti mengidentifikasi melalui penginderaan jarak jauh dan menganalisa catatan sejarah.
Akhirnya mereka menemukan kumpulan kapal tenggelam sisa perang di teluk Rockley. “Yang pertama kali kami temukan adalah meriam,” ujar Batchvarov.
Selama 20 menit penyelaman, para peneliti menemukan setidaknya tujuh meriam besi dan beberapa senjata. Ia berujar, “Sepanjang 17 tahun menggeluti dunia arkeologi. Ini adalah pengalaman paling menarik.”
Walau kayu kapal sudah tak dapat ditemukan lagi, namun pipa bahan bakar kapal masih dapat terlihat jelas.
Para arkeolog juga menemukan tong bir dengan ukiran jenderal militer zaman kuno, yakni Joshua, David, dan Alexander Agung. Bahkan ditemukan pula meriam dengan ukuran 40 meter.
Karena belum adanya fasilitas konservasi memadahi di sekitar temuan artefak, Batchvarov beserta rekannya memutuskan tetap meninggalkan runtuhan Huis de Kreuningen di bawah laut.
Live Science
No comments:
Post a Comment