Kabajikan Raja Sriwijaya


1413418244152051984
Siapapun yang jadi pemimpin negeri ini, kiranya boleh belajar dari Dapunta Hyang Sri Jayanasa. Sebab pendiri Kerajaan Sriwijaya ini begitu peduli dan sangat memperhatikan seluruh rakyatnya. Informasi ini ditulis secara detil pada prasasti Talang Tuo. Prasasti ini ditulis dalam bahasa Melayu Kuno dan menggunakan huruf Pallawa.
Isinya, seperti diterjemahkan ahli sejarah dan arkeologi asal Prancis bernama G. Coedes adalah: “Pada tanggal 23 Maret 684 Masehi, pada saat itulah taman ini yang dinamakan Sriksetra dibuat di bawah pimpinan Sri Baginda Sri Jayanasa. Inilah niat baginda, semoga yang ditanam di sini, pohon kelapa, pinang, aren, sagu, dan bermacam-macam pohon, buahnya dapat dimakan, demikian pula bambu haur, waluh, pattum, dan sebagainya.
Dan semoga juga tanaman-tanaman lainnya dengan bendungan-bendungan dan kolam-kolamnya, dan semua amal yang saya berikan, dapat digunakan untuk kebaikan semua mahluk, yang dapat pindah tempat dan yang tidak, dan bagi mereka menjadi jalan terbaik untuk mendapatkan kebahagiaan. Jika mereka lapar waktu beristirahat atau dalam perjalanan, semoga mereka menemukan makanan serta air minum.
Semoga semua kebun yang mereka buka menjadi berlebih (panennya). Semoga suburlah ternak bermacam jenis yang mereka pelihara, dan juga budak-budak milik mereka. Semoga mereka tidak terkena malapetaka, tidak tersiksa karena tidak bisa tidur. Apapun yang mereka perbuat, semoga semua planet dan rasi menguntungkan mereka, dan semoga mereka terhindar dari penyakit dan ketuaan selama menjalankan usaha mereka.
Dan juga semoga semua hamba mereka setia pada mereka dan berbakti, lagi pula semoga teman-teman mereka tidak menghianati mereka dan semoga istri mereka bagi istri yang setia. Lebih-lebih lagi, di mana pun mereka berada, semoga di tempat itu tidak ada pencuri, atau orang yang mempergunakan kekerasan, atau pembunuh, atau penzinah. Selain itu, semoga mereka mempunyai seorang kawan sebagai penasihat baik.
Semoga dalam diri mereka lahir pikiran Boddhi dan persahabatan (…) dari Tiga Ratna, dan semoga mereka tidak terpisah dari Tiga Ratna itu. Dan juga semoga senantiasa (mereka bersikap) murah hati, taat pada peraturan, dan sabar. Semoga dalam diri mereka terbit tenaga, kerajinan, pengetahuan akan semua kesenian berbagai jenis. Semoga semangat mereka terpusatkan, mereka memiliki pengetahuan, ingatan, kecerdasan.
Lagi pula semoga mereka teguh pendapatnya, bertubuh intan seperti para mahasattwa berkekuatan tiada bertara, berjaya, dan juga ingat akan kehidupan-kehidupan mereka sebelumnya, berindra lengkap, berbentuk penuh, berbahagia, bersenyum, tenang, bersuara yang menyenangkan, suara Brahma. Semoga mereka dilahirkan sebagai laki-laki, dan keberadaannya berkat mereka sendiri.
Semoga mereka menjadi wadah Batu Ajaib, mempunyai kekuasaan atas kelahiran-kelahiran, kekuasaan atas karma, kekuasaan atas noda, dan semoga akhirnya mereka mendapatkan penerangan sempurna lagi agung.” (naskah dari berbagai sumber
Warisan B I

No comments: