Israk Mikraj bukan 'Sience Fiction'
PERISTIWA Israk dan Mikraj Nabi
Muhammad saw, sesungguhnya memiliki andil besar dalam pengembangan
kemajuan ilmu pengetahuan hari ini. Karena ide dan gagasan teknologi
canggih sudah dikabarkan oleh Rasulullah 15 abad yang lampau. Di
antaranya dalam dunia kedokteran peristiwa Isra dan Miraj sesungguhnya
telah menginspirasi gagasan pembedahan tubuh manusia melalui pengalaman
Rasulullah yang dibelah dadanya oleh Jibril dan Mikail di samping sumur
Zam-zam.
Informasi pembedahan ini tentu sulit diterima akal manusia pada masa itu dan beberapa abad kemudian, namun hari ini di dunia kedokteran soal bedah membedah menjadi hal yang lumrah. Demikian juga dibidang teknologi informasi satelit, transportasi kendaraan cepat telah diilhami oleh perjalanan Rasulullah dengan Buraq yang merupakan sarana transportasi Rasulullah yang supercepat sesuai makna buraq yaitu kilat. Namun Israk Mikraj bukanlah dongeng.
Bukan dongeng
Isra Miraj bukanlah dongeng ilmu pengetahuan atau sering disebut sience fiction yang sangat disukai anak-anak kita seperti perjalanan antarplanet dalam satu malam yang dilakukan oleh Flash Gordon, Superman, Batman, Doraemon dan sebagainya. Tetapi Israk Mikraj adalah fakta atau kisah nyata yang langsung dialami Nabi Muhammad saw dengan kesadaran penuh, bukan mimpi atau bukan pula Nabi dalam keadaan pingsan.
Perjalanan itu sendiri berbeda dengan perjalanan para astronot, karena perjalanan para astronot tunduk kepada hukum-hukum fisis yang berlaku. Sedangkan perjalanan Israk Mikraj Nabi Muhammad saw tidak tunduk kepada hukum-hukum fisis yang berlaku bagi manusia biasa.
Allah dengan kuasaNya telah membatalkan hukum yang berlaku bagi manusia biasa terhadap diri Nabi Muhammad saw. Pembatalan hukum Allah terhadap Rasulullah sehingga tubuh beliau tidak hancur ketika melaksanakan Israk Mikraj, bukanlah hal yang mustahil karena Allah adalah pencipta hukum dan Dia bekuasa mengubahnya.
Allah tidak tunduk oleh hukum alam yang Dia ciptakan sendiri. Sebagaimana Allah pernah membatalkan hukum panasnya api ketika membakar Nabi Ibrahim as, Allah membatalkan hukum bagi Nabi Yunus ketika dalam perut ikan paus, seharusnya tubuhnya remuk 40 hari dalam perut ikan, Allah juga membatalkan hukum bagi kelahiran Nabi Isa as dari Bundanya Siti Maryam tanpa seorang ayah, dan berbagai mukjizat lainnya yang pernah diberikan kepada para RasulNya.
Kalau ada yang berkata bahwa Israk Mikraj tidak mengikuti Sunnatullah, tidaklah benar karena pengertian Sunnatullah adalah cara Allah menyalurkan kehendak dan kekuasaanNya terhadap makhlukNya. Maka yang terjadi pada Nabi Muhammad saw adalah Sunatullah juga, hanya saja khusus kepada Nabi Muhammad saw.
Peristiwa luar biasa
Peristiwa Israk Mikraj ini adalah satu peristiwa luar biasa yang merupakan mukjizat Allah untuk menunjukkan kebenaran utusanNya. Ayat yang berkaitan dengan peristiwa Isra Miraj pada surah Al-Isra ayat 1 sudah mengisyaratkan akan kedahsyatan peristiwa ini dengan diawali ungkapan Subhana (Maha Suci Dia).
Menurut para ulama tafsir, apabila Allah mengawali suatu berita dengan kalimat Subhana itu artinya peristiwa yang akan diungkapkan bukanlah peristiwa biasa-biasa saja, tetapi peristiwa yang dahsyat dan luar biasa.
Prof Mutawalli Asy Syar’awi memperbandingkan hal ini dengan firman Allah dalam surah Yasin ayat 36 yang juga diawali dengan Subhanaladzi (Maha Suci Tuhan) yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.
Mutawalli selanjutnya mengatakan hanya Allahlah yang sanggup menciptakan secara berpasang dalam arti sesungguhnya. Manusia dengan anugerah kepandaian dari Allah telah dapat menciptakan pesawat ulang alik ke ruang angkasa, menciptakan otak elektronika, atau komputer yang dapat mengoperasikan suatu unit perusahaan.
Namun, ciptaan manusia itu tidak bisa hidup, tidak bisa tumbuh, tidak bisa berkembang biak, tetap seperti waktu diproduksi. Tetapi, ciptaan Allah diawali dengan sepasang, kemudian tumbuh berkembang biak sebagai contoh penciptaan manusia, diawali oleh penciptaan Adam dan Hawa kemudian beranak-pinak menjadi umat manusia seperti sekarang ini.
Bukan mimpi
Keterangan yang menyebutkan bahwa Israk Mikraj hanyalah mimpi sebagaimana riwayat Muawiyah bin Abi Sufyan, yang menyatakan bahwa Israk Mikraj Nabi itu adalah mimpi yang benar yang datangnya dari Allah dan juga hadis Aisyah yang menyatakan jasad Rasulullah pada saat berisrak tidaklah lenyap, akan tetapi rohnyalah yang diisrakan, telah ditolak oleh para ulama di antaranya Al Maraghi.
Al Maraghi dalam tafsirnya mengemukakan beberapa kecaman terhadap alasan yang dikemukakan oleh orang-orang yang berpendirian bahwa Nabi melakukan Israk Mikraj sebatas mimpi atau dengan ruhnya. Beliau berpendapat hadis Muawiyah tidak dapat diterima karena pada waktu terjadi Israk dan Mikraj, Muawiyah belum lagi masuk Islam, akan tetapi dia masih dalam keadaan musyrik.
Selanjutnya, riwayat Aisyah mendapat kecaman dari para Muhadisin karena pada saat itu Aisyah masih kecil, masih belum menjadi istri Rasulullah. Jadi bagaimana mungkin Rasulullah tidur di sampingnya? Peristiwa Israk Mikraj terjadi di Mekkah, di mana Rasulullah dalam masa kesedihan karena baru saja ditinggal wafat isteri tercinta Siti Khadijah dan pamannya Abu Thalib, sementara kehidupan Rasulullah berumah tangga dengan Aisyah baru pada periode Madinah. Wallahu a’lam bi shawab.
* Ir. Faizal Adriansyah, M.Si, Kabid Kajian Aparatur Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur (PKP2A) IV Lembaga Administrasi Negara (LAN). Email: fz_aceh@yahoo.co.id
Informasi pembedahan ini tentu sulit diterima akal manusia pada masa itu dan beberapa abad kemudian, namun hari ini di dunia kedokteran soal bedah membedah menjadi hal yang lumrah. Demikian juga dibidang teknologi informasi satelit, transportasi kendaraan cepat telah diilhami oleh perjalanan Rasulullah dengan Buraq yang merupakan sarana transportasi Rasulullah yang supercepat sesuai makna buraq yaitu kilat. Namun Israk Mikraj bukanlah dongeng.
Bukan dongeng
Isra Miraj bukanlah dongeng ilmu pengetahuan atau sering disebut sience fiction yang sangat disukai anak-anak kita seperti perjalanan antarplanet dalam satu malam yang dilakukan oleh Flash Gordon, Superman, Batman, Doraemon dan sebagainya. Tetapi Israk Mikraj adalah fakta atau kisah nyata yang langsung dialami Nabi Muhammad saw dengan kesadaran penuh, bukan mimpi atau bukan pula Nabi dalam keadaan pingsan.
Perjalanan itu sendiri berbeda dengan perjalanan para astronot, karena perjalanan para astronot tunduk kepada hukum-hukum fisis yang berlaku. Sedangkan perjalanan Israk Mikraj Nabi Muhammad saw tidak tunduk kepada hukum-hukum fisis yang berlaku bagi manusia biasa.
Allah dengan kuasaNya telah membatalkan hukum yang berlaku bagi manusia biasa terhadap diri Nabi Muhammad saw. Pembatalan hukum Allah terhadap Rasulullah sehingga tubuh beliau tidak hancur ketika melaksanakan Israk Mikraj, bukanlah hal yang mustahil karena Allah adalah pencipta hukum dan Dia bekuasa mengubahnya.
Allah tidak tunduk oleh hukum alam yang Dia ciptakan sendiri. Sebagaimana Allah pernah membatalkan hukum panasnya api ketika membakar Nabi Ibrahim as, Allah membatalkan hukum bagi Nabi Yunus ketika dalam perut ikan paus, seharusnya tubuhnya remuk 40 hari dalam perut ikan, Allah juga membatalkan hukum bagi kelahiran Nabi Isa as dari Bundanya Siti Maryam tanpa seorang ayah, dan berbagai mukjizat lainnya yang pernah diberikan kepada para RasulNya.
Kalau ada yang berkata bahwa Israk Mikraj tidak mengikuti Sunnatullah, tidaklah benar karena pengertian Sunnatullah adalah cara Allah menyalurkan kehendak dan kekuasaanNya terhadap makhlukNya. Maka yang terjadi pada Nabi Muhammad saw adalah Sunatullah juga, hanya saja khusus kepada Nabi Muhammad saw.
Peristiwa luar biasa
Peristiwa Israk Mikraj ini adalah satu peristiwa luar biasa yang merupakan mukjizat Allah untuk menunjukkan kebenaran utusanNya. Ayat yang berkaitan dengan peristiwa Isra Miraj pada surah Al-Isra ayat 1 sudah mengisyaratkan akan kedahsyatan peristiwa ini dengan diawali ungkapan Subhana (Maha Suci Dia).
Menurut para ulama tafsir, apabila Allah mengawali suatu berita dengan kalimat Subhana itu artinya peristiwa yang akan diungkapkan bukanlah peristiwa biasa-biasa saja, tetapi peristiwa yang dahsyat dan luar biasa.
Prof Mutawalli Asy Syar’awi memperbandingkan hal ini dengan firman Allah dalam surah Yasin ayat 36 yang juga diawali dengan Subhanaladzi (Maha Suci Tuhan) yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.
Mutawalli selanjutnya mengatakan hanya Allahlah yang sanggup menciptakan secara berpasang dalam arti sesungguhnya. Manusia dengan anugerah kepandaian dari Allah telah dapat menciptakan pesawat ulang alik ke ruang angkasa, menciptakan otak elektronika, atau komputer yang dapat mengoperasikan suatu unit perusahaan.
Namun, ciptaan manusia itu tidak bisa hidup, tidak bisa tumbuh, tidak bisa berkembang biak, tetap seperti waktu diproduksi. Tetapi, ciptaan Allah diawali dengan sepasang, kemudian tumbuh berkembang biak sebagai contoh penciptaan manusia, diawali oleh penciptaan Adam dan Hawa kemudian beranak-pinak menjadi umat manusia seperti sekarang ini.
Bukan mimpi
Keterangan yang menyebutkan bahwa Israk Mikraj hanyalah mimpi sebagaimana riwayat Muawiyah bin Abi Sufyan, yang menyatakan bahwa Israk Mikraj Nabi itu adalah mimpi yang benar yang datangnya dari Allah dan juga hadis Aisyah yang menyatakan jasad Rasulullah pada saat berisrak tidaklah lenyap, akan tetapi rohnyalah yang diisrakan, telah ditolak oleh para ulama di antaranya Al Maraghi.
Al Maraghi dalam tafsirnya mengemukakan beberapa kecaman terhadap alasan yang dikemukakan oleh orang-orang yang berpendirian bahwa Nabi melakukan Israk Mikraj sebatas mimpi atau dengan ruhnya. Beliau berpendapat hadis Muawiyah tidak dapat diterima karena pada waktu terjadi Israk dan Mikraj, Muawiyah belum lagi masuk Islam, akan tetapi dia masih dalam keadaan musyrik.
Selanjutnya, riwayat Aisyah mendapat kecaman dari para Muhadisin karena pada saat itu Aisyah masih kecil, masih belum menjadi istri Rasulullah. Jadi bagaimana mungkin Rasulullah tidur di sampingnya? Peristiwa Israk Mikraj terjadi di Mekkah, di mana Rasulullah dalam masa kesedihan karena baru saja ditinggal wafat isteri tercinta Siti Khadijah dan pamannya Abu Thalib, sementara kehidupan Rasulullah berumah tangga dengan Aisyah baru pada periode Madinah. Wallahu a’lam bi shawab.
* Ir. Faizal Adriansyah, M.Si, Kabid Kajian Aparatur Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur (PKP2A) IV Lembaga Administrasi Negara (LAN). Email: fz_aceh@yahoo.co.id
No comments:
Post a Comment