Nabi Muhammad SAW Pernah Terkena Sihir

Sihir itu muncul dari orang-orang jahat berhati kejam. Sihir sudah ada sejak zaman dulu. Jauh sebelum Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ diutus. Dan ketika beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ diangkat menjadi rasul, beliau menghadapi tantangan melawan praktek kejahatan ini dalam dakwah beliau.
Ibu kaum mukminin, Aisyah binti Abi Bakar Ash-Shiddiq-semoga Allah meridai keduanya-berkata:

سَحَرَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَهُودِيٌّ مِنْ يَهُودِ بَنِي زُرَيْقٍ، يُقَالُ لَهُ: لَبِيدُ بْنُ الْأَعْصَمِ: قَالَتْ حَتَّى كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُخَيَّلُ إِلَيْهِ أَنَّهُ يَفْعَلُ الشَّيْءَ، وَمَا يَفْعَلُهُ، حَتَّى إِذَا كَانَ ذَاتَ يَوْمٍ، أَوْ ذَاتَ لَيْلَةٍ، دَعَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، ثُمَّ دَعَا، ثُمَّ دَعَا، ثُمَّ قَالَ: ” يَا عَائِشَةُ أَشَعَرْتِ أَنَّ اللهَ أَفْتَانِي فِيمَا اسْتَفْتَيْتُهُ فِيهِ؟ جَاءَنِي رَجُلَانِ فَقَعَدَ أَحَدُهُمَا عِنْدَ رَأْسِي وَالْآخَرُ عِنْدَ رِجْلَيَّ، فَقَالَ الَّذِي عِنْدَ رَأْسِي لِلَّذِي عِنْدَ رِجْلَيَّ، أَوِ الَّذِي عِنْدَ رِجْلَيَّ لِلَّذِي عِنْدَ رَأْسِي: مَا وَجَعُ الرَّجُلِ؟ قَالَ: مَطْبُوبٌ، قَالَ: مَنْ طَبَّهُ؟ قَالَ: لَبِيدُ بْنُ الْأَعْصَمِ، قَالَ: فِي أَيِّ شَيْءٍ؟ قَالَ: فِي مُشْطٍ وَمُشَاطَةٍ، قَالَ: وَجُفِّ طَلْعَةِ ذَكَرٍ، قَالَ: فَأَيْنَ هُوَ؟ قَالَ: فِي بِئْرِ ذِي أَرْوَانَ ” قَالَتْ: فَأَتَاهَا رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي أُنَاسٍ مِنْ أَصْحَابِهِ، ثُمَّ قَالَ: «يَا عَائِشَةُ وَاللهِ لَكَأَنَّ مَاءَهَا نُقَاعَةُ الْحِنَّاءِ، وَلَكَأَنَّ نَخْلَهَا رُءُوسُ الشَّيَاطِينِ» قَالَتْ فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللهِ أَفَلَا أَحْرَقْتَهُ؟ قَالَ: «لَا أَمَّا أَنَا فَقَدْ عَافَانِي اللهُ، وَكَرِهْتُ أَنْ أُثِيرَ عَلَى النَّاسِ شَرًّا، فَأَمَرْتُ بِهَا فَدُفِنَتْ»

“Seorang Yahudi Bani Zuraiq yang bernama Labied bin Al-A’sham pernah menyihir Rasulullahصَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ . Ia (Aisyah) berkata, ‘Sehingga Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ merasa seolah-olah melakukan sesuatu padahal beliau tidak melakukannya. Sampai pada suatu hari atau suatu malam, Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berdoa dan terus berdoa, lalu berkata, ‘Hai Aisyah, apakah engkau merasa bahwa Allah memberiku petunjuk mengenai apa yang aku tanyakan kepada-Nya? Dua malaikat telah datang kepadaku. Salah satunya duduk di samping kepalaku, sedangkan yang lain di dekat kakiku. Malaikat yang berada di samping kepalaku berkata kepada malaikat yang berada di dekat kakiku atau sebaliknya, ‘Sakit apa orang ini (Nabi)? ‘
Yang ditanya menjawab, ‘Ia tersihir. ‘ Yang satu bertanya lagi, ‘Siapakah yang menyihirnya? ‘
Yang lain menjawab, ‘Labied bin Al-A’sham. ‘ Yang satunya bertanya, ‘Di mana sihir itu ditempatkan? ‘
Yang lain menjawab, ‘Pada sisir dan rontokan rambut ketika disisir serta kantong mayang kurma jantan.
Yang satu bertanya, ‘Di mana benda itu diletakkan? ‘ Yang lain menjawab, ‘Di dalam sumur Dzu Arwan. ‘
Ia (Aisyah) melanjutkan ceritanya, ‘Lalu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ datang ke sumur itu bersama beberapa orang sahabat beliau kemudian beliau bersabda, ‘Hai Aisyah, demi Allah, air sumur itu seperti perasan inai (yakni berwarna kuning kemerah-merahan), sedangkan ujung dahan pohon kurma (yang berada di dekatnya) bagaikan kepala-kepala setan. ‘
Aku (Aisyah) bertanya, ‘Ya Rasulullah, apakah engkau tidak membakar saja benda itu? ‘ Beliau menjawab, ‘Tidak. Mengenai diriku, Allah telah menyembuhkanku. Dan aku tidak ingin membuat masyarakat menjadi resah. Karena itu, aku menyuruh memendamnya. ” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari hadits di atas, mungkin ada orang yang bertanya, apa mungkin seorang Nabi صلى الله عليه وسلم bisa terkena sihir?
Simak berikut ini:

السؤال :
كيف سحر النبي صلى الله عليه وسلم وهو الذي لا يضاهيه في العبادة أحد ؟.

Pertanyaan:
Bagaimana mungkin Nabi صلى الله عليه وسلم kena sihir padahal tak ada seseorang pun yang menyamai ibadah beliau?

الجواب :
الصحيح أن النبي صلى الله عليه وسلم لم يضره ذلك السحر في بدنه ، ولا في عقله وإدراكه ، وفي دينه وعبادته ، ولا في رسالته التي كلف بإبلاغها ، ولذلك لم يستنكر أحد من الناس شيئا من سيرته ، ولا معاملته معهم في صلاته وأذكاره ، وتعليمه ، فعلى هذا إنما كان أثر السحر فيما يتعلق بالجماع مع النساء ، أو بعض نسائه ، ، ولهذا لم ينقله سوى عائشة ، وقد ذكرت أنه كان يخيل إليه أنه يأتي النساء وما يأتيهن ، وهذا القدر لا يؤثر في الرسالة ، وهو من قضاء الله وقدره ، لحكمة أن الله قد يبتلي بعض الصالحين كالأنبياء ، فأشد الناس بلاء الأنبياء ، ثم الأمثل فالأمثل ، والله أعلم .

Jawaban:

Yang benar bahwa sihir itu tidak membahayakan badan, akal, idrok (pengetahuan) dan agama serta ibadah Nabi صلى الله عليه وسلم . Tidak pula berpengaruh kepada risalah yang wajib disampaikan oleh beliau.

Oleh karena itu, tak ada seorang pun manusia mengingkari sirahnya, muamalahnya terhadap manusia dalam hal shalat, dzikirnya, dan pengajarannya.

Makanya, pengaruh sihirnya hanyalah berkaitan dengan masalah hubungan seksual dengan sebagian isteri-isteri beliau. Oleh karena itu, tidak ada yang menceritakan hal ini, kecuali Aisyah. Ia menjelaskan bahwa Nabi merasa seolah-olah beliau menggauli isterinya padahal tidak menggaulinya.

Kondisi seperti ini tidak terpengaruh kepada risalahnya. Ini termasuk Qadha dan Qadar Allah.

Hikmahnya adalah bahwa Allah kadang-kadang menguji beberapa orang saleh seperti para Nabi, karena seberat-berat manusia dalam menerima ujian adalah para Nabi, lalu yang semisal mereka, dan seterusnya.

Wallahu a’lam

65 .اللؤلؤ المكين من فتاوى الشيخ عبد الرحمن بن جبرين ص

Al-Lu’lu’ Al-Makin dari fatwa-fatwa Syaikh Abdurrahman bin Jibrin hal. 65


Abdullah