Menelusuri Historiografi Sejarah Sumatra
Historiografi
kolonial memandang kaum pribumi, Indonesia, atau tempat-tempat yang
kemudian menjadi bagian dari Indonesia sebagai pinggiran dalam narasi
sejarah. Dalam penulisannya sering tidak ditulis lengkap karena unsur
kepentingan lain yang menimbulkan adanya perbedaan atau penyimpangan
dalam penulisan.
Angelo W
Ø Dari
segi penulisan , penulis memandang dari satu sudut si penulis yang
tidak lain merupakan dari bangsa lain, tetapi tidak lepas dari pemikiran
yang luas atau universal.
Ø Contohnya
saja pada pengklasifikasian Masyarakat dan karakteristik penduduk di
Pulau Sumatra pada halaman 239, perbandingan ini sangat tidak mudah bagi
Marsdem sendiri, kerena walaupun berada di bawah sistem masyarakat
Eropa yang tertata rapi, Disini Marsden menaruh penduduk Sumatra sebagai
tingkatan ke 3 yaitu penduduk yang tingkatanya lebih beradab. Bangsa
Eropa yang paling erat hubungan dengan orang Sumatra adalah Inggris yang
telah bermukim di pulau mereka.
Ø Urutan
secara kronologis, maksud terperinci yaitu dari satu hal ke hal lain.
Di buku Sejarah Sumatra ini menuliskan kejadian secara kronologis dari
gambaran umum pulau Sumatra sampai catatan singkat tentang pulau-pulau
di lepas Pantai Pesisir Barat Sumatra.
Ø Sudut
pandang yang memusat pada indonesiasentris, tetapi pada kenyataan nya
di buku ‘Sejarah Sumatra’ sendiri lebih condong ke eropasentris.
Ø Ciri
dari Historiografi ini juga tidak terlepas dari bangsa Asing yang
tujuannya adalah menyediakan fakta dan data untuk seorang peneliti
mengenai sejarah guna menghindari kesalahpahaman penjelajah serta
mengeksplorasi berbagai sudut dunia yang belum diketahui seperti di
halam pertama buku Sejarah Sumatra.
Ø Historiografi
kolonial sangat membantu dalam penulisan sejarah dan tidak terlepas
dari fakta-fakta dan kejadian. Marsden berusaha membuktikan serangkaian
fakta otentik yang beraturan dan menjelaskan segala sesuatu kenyataan,
dari pada menunjukan kreativitas dalam berimajinasi.
Ø Sebagai
contoh di halaman 421 tentang Kerajaan Indrapura, disini kerajaan
tersebut pecah karena pecahnya Imperium Menangkabau karena dianggap
kerajaan Indrapura kerajaan yang kurang penting. Disini Marsden melihat
dari catatan sejarah yang diberikan oleh Sultan Bantam kepada Corneille le Brun.
Ø Bentuk
dari historiografi kolonial berbentuk laporan: Dimana dalam ‘Sejarah
Sumatra’ setelah saya baca berbentuk data-data yang penulisanya
subyektif , data yang diambil oleh Marsdem tidak seluruhnya oleh
pengamatannya sendiri, tetapi dibantu rekan-rekannya yang berada di
Sumatera dan orang-orang Eropa yang sedikit mengerti tentang kawasan
Sumatera.
Ø Didalam buku ini bahasa yang digunakan universal, dapat diartikan dapat dibaca oleh siapa sajaAngelo W
No comments:
Post a Comment