Jenderal Terhebat Itu Bernama Muhammad SAW (4)

4. Menggentarkan Musuh Yang Jauh Lebih Besar Jumlahnya

Walaupun hampir kebanyakan peperangan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW adalah bersifat defensif (mempertahankan diri), namun hanya satu peperangan yang dilakukan pasukan Islam di Madinah, yakni ketika Perang Ahzab. Ini berdasarkan suatu taktik dan strategi militer yang jitu. Jika pihak musuh sudah jelas-jelas akan melakukan penyerangan, maka jangan pernah buang-buang waktu. Segera songsong musuhmu. Hal ini akan sangat berdampak psikologis dalam mengangkat moral pasukan sendiri sekaligus meruntuhkan moral pasukan musuh. Ini juga merupakan perintah Al Quran:
“Dan persiapkanlah untuk menghadapi mereka dengan kekuatan apa saja yang kalian sanggupi dan dari kuda-kuda yang tertambat dan dengan persiapan itu kalian menggentarkan musuh Allah, musuh kalian, dan orang-orang selain mereka yang tidak kalian ketahui sedangkan Allah mengetahuinya.” [QS. Al Anfal: 60]
Perang Tabuk adalah perang terakhir yang dipimpin langsung oleh Rasulullah SAW. Lawan yang akan dihadapi adalah pasukan tempur Kekaisaran Romawi yang berpengalaman dan terlatih. Setelah Nabi SAW mendengar keterangan dari informan yang terpercaya bahwa pasukan Romawi sudah bersiap akan menggempur Madinah, Nabi SAW langsung memerintahkan untuk menyongsong pasukan Romawi di Tabuk.
Saat itu pasukan Islam mengerahkan kurang lebih 30 ribu pasukan. Pasukan Romawi mempersiapkan berjumlah 100 ribu pasukannya, dan pada perkembangannya kemudian rumornya membengkak menjadi 400 ribu pasukan tempur karena ada pasukan tambahan dikirim dari Bizantium. Perbedaan jumlah pasukan yang beggitu jomplang bukan cuma masalah yang dihadapi umat Islam saat itu. Perbekalan menuju Tabuk yang jaraknya sangat jauh memerlukan dana yang sangat besar, sedangkan di Madinah saat itu sedang kekeringan.
Walaupun para sahabat selalu taat memenuhi perintah, di antara mereka ada yang gentar mendengar besarnya kekuatan pasukan Romawi. Orang-orang munafik di Madinah pun mencari alasan agar tidak ikut bertempur. Ada yang mengatakan rumahnya tak ada yang menjaga, ada yang tak kuat menahan nafsu jika melihat wanita pirang Romawi yang pakaiannya tipis-tipis. Ada juga yang berdalih perjalanan ke Tabuk itu begitu panas teriknya. Melihat hati yang berpenyakit di dalam diri orang-orang munafik, Nabi SAW akhirnya mengijinkan mereka untuk tidak ikut peperangan. Hanya orang-orang beriman saja yang mengikuti peperangan ini.
Berangkatlah pasukan muslim menuju Tabuk. Perjalanan yang jauh dan panas serta menghadapi pasukan musuh yang begitu besarnya. Sampailah kemudian muslimin di Tabuk tanpa melihat pasukan Romawi. Ternyata Kaisar Heraklius gentar. Ia menarik mundur pasukannya dari Tabuk menuju utara. Kaum muslimin sabar menunggu pasukan Romawi selama sepuluh hari lamanya. Di hari terakhir masih juga tak tampak pasukan Romawi berani menghadapi pasukan Islam, Nabi SAW akhirnya memerintahkan pasukannya untuk pulang ke Madinah. Misi dianggap telah selesai.
Perang Tabuk ini memang tidak terjadi kontak senjata. Namun, perang ini sangat besar pengaruhnya di mata dunia. Kini, Islam dinilai memiliki pasukan yang keberanian dan kekuatan fisiknya tak tertandingi. Perang ini secara psikologis telah menggembleng moral pasukan Islam dan menggentarkan musuh-musuh Islam yang jauh lebih besar jumlahnya. Pada sejarahnya kemudian, di masa sepeninggal Nabi SAW, para sahabat-sahabat mulianya berhasil memenangi pertempuran-pertempuran melawan pasukan Romawi dan Persia. Dua kekaisaran yang terbesar saat itu. Semua kemenangan ini mustahil tanpa adanya pendidikan dari seorang lelaki padang pasir yang bernama Muhammad SAW.


pande

No comments: