Jenderal Terhebat Itu Bernama Muhammad SAW (2)

2. Teknik Intelejen dalam Peperangan
Sebelum terjadinya perang Badar, Nabi Muhammad SAW  tercatat beberapa kali memerintahkan sahabat-sahabatnya dalam upayanya untuk mengintai dan mengukur kekuatan musyrikin Quraisy. Kegiatan ini sering disebut sebagai sarriyah (ekspedisi). Salah satu ekspedisi yang terkenal adalah yang dilakukan oleh Abdullah bin Jahsyi. Nabi SAW memerintahkan Abdullah yang memimpin rombongan bersama 7 anggota lainnya agar keluar dari Madinah dan jangan membuka surat Nabi sampai dua hari perjalanan.  Setelah menempuh dua hari perjalanan,  Abdullah bin Jahsyi membuka surat Nabi yang isinya, “Amma ba’du, pergilah kau dengan kawan-kawan yang menyertaimu disertai keberkahan dari Allah hingga kau mencapai sebuah kebun kurma. Dari sana, kau bisa mengintai kegiatan kafilah Quraisy, lalu kau kembali membawa berita mereka“.
Kegiatan ini sering digunakan dunia intelejen modern dalam peperangan. Nabi SAW menggunakannya kekuatan intelejen seperti ini dalam setiap pertempurannya. Kemampuan intelejen Nabi juga berperan ketika akan perang Badar sudah akan berkecamuk. Dari keterangan rakyat jelata yang diringkus oleh mata-mata pasukan muslim, Nabi SAW dapat memperkirakan dengan tepat jumlah pasukan musuh hanya dari jumlah binatang yang disembelih mereka.
Spionase ala James Bond juga pernah dipraktekkan oleh Nabi SAW pada saat Perang Ahzab (Sekutu). Saat itu Madinah sedang dikepung oleh pasukan sekutu gabungan dari musyrikin dan Yahudi yang jumlahnya amat besar. Ditambah lagi, Bani Quraizah — kabilah Yahudi di Madinah yang terikat perjanjian damai — berkhianat. Situasi Madinah benar-benar terjepit dari segala arah. Di saat itulah ada seorang musyrikin yang diberi hidayah oleh Allah SWT untuk masuk Islam. Namanya Nu’aim bin Mas’ud. Beliau secara diam-diam menghadap Nabi dan menyatakan keislamannya. Setelah masuk Islam, Nabi memerintahkannya kembali ke kaumnya. Nu’aim diperintahkan untuk memecah belah persatuan kaum musyrikin dan Bani Quraizah. Saat itu kaum musyrikin tidak ada yang tahu Nu’aim sudah masuk Islam. Nabi menjelaskan, “Kamu tidak banyak berguna jika berada di sini. Kembalilah ke kaummu. Sesungguhnya perang itu tipu daya. Perang itu tipu daya.“  Nu’aim berhasil melakukan misi penting dari Nabi ini secara baik. Dengan kepiawaiannya, Nu’aim berhasil meyakinkan pada Yahudi agar tak mempercayai musyrikin Mekkah dan sebaliknya.  Pecahlah akhirnya persatuan yang terjalin antara kaum yang berbeda keyakinan itu dalam memerangi Islam.

Pande

No comments: