Islam di Maluku Bagian II

Masuk dan Berkembangnya Islam di Tidore
Raja Tidore yang peratama masuk Islam ialah Ciriliyati. Ia masuk Islam setelah adanya seruan dakwah dari seorang mubaliqh Arab yang bernama Syaikh Mansur. Setelah masuk Islam Ia diberi gelar Sulyan Jamaluddin (1495-1512). Setelah ia wafat digantikan oleh putra sulungnya Sultan Mansur. Pada tahun 1521 Sultan Mansur menerima kedatangan Spanyol di Tidore, karena ia kalah bersaing dalam membangun hubungan dengan Portugis.
Sultan Mansur memberikan izin kepada orang-orang Portugis untuk menggelar barang dagangan di pasar, bahkan Sultan membantu mendirikan tempat-tempat berdagang tersebut. Sehingga terjadi perdagangan secara barter. Kedatangan Spanyol di Kesultanan Tidore mendapatkan protes dari Portugis, karena mereka sudah terikat dengan “Perjanjian Tordesilas” pada tahun 1494. Walaupun demikian Spanyol tetap berhasil mengumpulkan cengkeh dalam jumlah yang banyak. Tidore yang tidak hanya kepulauan yang kaya dengan rempah-rempah tapi juga menghasilkan belerang.
Mundurnya Kerajaan Islam Maluku (Ternate dan Tidore)
Abad ke-16 boleh dianggap sebagai zaman Ternate dan Tidore, dua kerajaan yang saling bersaing di Maluku hingga abad ke-17. Kekuasaan mereka mulai merosot dengan adanya keterlibatan para pedagang barat, yang saling bersaing. Jika Tidore bersekutu dengan Spanyol merupakan kekuatan Eropa yang sedang kuat dan bahkan telah menduduki Filifina bagian Utara, maka ternate bersekutu dengan Portugis. Pada tahun 1529, persekutuan antara Ternate dan Portugis, membawa kepada keberhasilan untuk menguasai pusat-pusat penghasilan rempah-rempah.
Permusuhan Tidore dan lain-lain terhadap Portugis merangsang Sultan Khairun dari Ternate untuk mengangkat senjata mengusir Portugis. Perang terjadi, akhirnya ibukota Ternate terbakar pada tahun 1556. Walaupun terjadi perdamaian namun, tidak memadamkan permusuhan kedua belah pihak. Sultan Khairun dibunuh secara khianat oleh Portugis pada tahun 1570. Ia digantikan oleh Sultan Babullah, dibawah pimpinan Sultan Babullah ini akhirnya Ternate berhasil mengusir Portugis pada tahun (1577).
Bersatunya Spanyol dan Portugis dibawah satu kerajaan (1582) dan VOC telah tampil sebagai kekuatan yang harus diperhitungkan. Kembali Ternate terlibat didalam aliansi yang merugikan. Ternate bersekutu dengan VOC yang lebih tertarik mencari rempah-rempah di selatan yang merupakan daerah taklukan Ternate, untuk melawan musuh bersama. Akhirnya atas bantuan VOC Ternate dapat mengusir Spanyo.
Karena VOC merasa lebih berwewenang dalam perdaganga di Maluku, membuat kerajaan Ternate juga bersekutu denga Tidore melawan VOC. Namun, karena kekuatan VOC dengan gerakan majunya, sehingga Ternate dan Tidore tidak bisa menahan lagi, sehingga menjelang tahun 1660 Ternate dan Tidore praktis telah menjadi taklukan VOC. Para Sultan tetap memerintah kerajaannya tetapi kekuasaan tetap di tangan VOC. (YS)
Yosi N

No comments: