Sahara dulunya adalah tempat yang hijau
Pemandangan gurun Sahara dilihat dari angkasa menggunakan satelit NASA World Wind © Wikipedia.org Menurut penelitian, ternyata sekitar 6000 tahun lalu gurun Sahara adalah tempat yang dipenuhi tanaman.
Setelah bumi mendingin dan ditempati beberapa makhluk hidup, di daerah Afrika ada zaman yang disebut dengan African Humid Period. Pada masa itu, sebagian besar daratan Afrika menghijau karena ditumbuhi oleh beragam tanaman.
Namun, dikutip dari Live Science (05/04), setelah era African Humid Period atau juga disebut masa lembab Afrika, sekitar 6000 tahun lalu, sebagian besar wilayah Afrika menjadi kering karena tertutup oleh banyaknya pasir.
Para peneliti menjelaskan bahwa ada kemiripan antara pasir di daratan Afrika khususnya di gurun Sahara dengan yang sudah menjadi sendimen di samudera Atlantis.
Dari hasil kemiripan tersebut muncul sebuah pemikiran bahwa di akhir era African Humid Period, iklim di bumi sangat berdebu dan banyak pasir yang terbawa oleh angin.
Selain itu, perkiraan lainnya adalah ada kemungkinan arah angin terbesar berasal dari utara benua Afrika dan pasir-pasir yang terbawa banyak menumpuk di Sahara.
Dengan kurun waktu ribuan tahun, maka secara logika pasir-pasir tersebut juga akhirnya menutupi sebagian besar wilayah Sahara dan menjadikannya sebuah gurun tandus yang tak lagi hijau.
Menurut tulisan di Wikipedia, salah satu penyebab lain dari tandusnya Sahara karena di era es mencair, mata air yang menjadi sumber kehidupan hewan dan tumbuhan juga ikut menyusut.
Hal tersebut ditambah lagi dengan hembusan angin panas yang selama ribuan tahun menerpa daerah tersebut. Sedikit berbeda dengan penelitian di atas, menurut Wikipedia, Sahara menjadi daerah kering sekitar 13 ribu tahun lalu, sedangkan peneliti mengatakan bahwa Sahara akhirnya menjadi gurun pasir di akhir era African Humid Period (6000 tahun lalu).
Sayangnya, tidak dijelaskan kenapa Sahara saja yang akhirnya menjadi 'gudang pasir' sedangkan di daerah Afrika lainnya hanya terlihat tandus namun tidak sampai menjadi gurun.
No comments:
Post a Comment