Piramida-Piramida Mesir.
Berbicara tentang Mesir berarti membahas sejarah panjang ribuan abad silam. Keberadaannya telah dikuasai silih berganti penguasa dunia.
Bahkan Mesir telah memiliki peradaban, jauh sebelum Islam lahir di Haramain. Pun setelah menjadi negeri muslimin, Mesir mencatat banyak peristiwa yang membuatnya tak mungkin luput dari sejarah Islam.
Jika ditarik awal mula negeri Mesir, maka era Fir'aun-lah yang mungkin tercatat menjadi era pra-sejarah. Alquran banyak mengisahkan para nabi Allah yang berjuang menyelamatkan Bani Israil dari kekejaman Fir'aun. Sebut saja Nabi Musa dan Harun. Keduanya lahir di Mesir dan menjadi utusan Allah untuk mendakwahkan tauhid di negeri Nil tersebut.
Namun sebelum era Nabiyullah Musa dan saudaranya Harun, banyak nabi yang pernah tinggal ataupun sekedar singgah di Mesir. Sebut saja kisah perjalanan Nabi Yusuf. Beliau dijual sebagai budak saat remaja hingga kemudian tinggal di sebuah keluarga saudagar di Mesir.
Di sanalah beliau mendapat cobaan dan diutus sebagai seorang nabi dan rasul. Di akhir kisah, nabi Yusuf bahkan menduduki jabatan dalam pemerintahan Mesir. Tak hanya itu, sang ayah yang juga utusan Allah, Nabi Ya'qub, kemudian tinggal bersama putranya tercinta di Mesir. Jauh sebelum era Nabi Yusuf dan Ya'qub, nabi kedua, Idris, pun dikisahkan tinggal di bumi Kinanah tersebut.
Selain nabi Yusuf, Harun dan Idris, Nabi Ibrahim pun pernah berkunjung ke Mesir. Bapak agama samawi tersebut melakukan perjalanan bersama istri beliau Sarah. Namun saat itu nabiyullah Ibrahim tak menetap disana, melainkan hanya singgah saja. Akan tetapi Sarah, ibunda Nabi Ishaq pernah tinggal di Mesir selama hitungan hari.
Kemudian pasca-Nabi Musa membawa Bani Israil ke tanah Palestina, Mesir
tak lagi banyak dikunjungi para rasul, melainkan utusan beberapa nabi
saja yang tak termasuk dalam 25 nabi dan rasul. Hingga setelah lama tak
terjamah kehadiran utusan Allah, Mesir kedatangan tamu besar yakni Nabi
Isa.
Sebenarnya tanah Palestina-lah yang banyak melahirkan para
nabi dan rasul. Akan tetapi banyaknya kisah menarik dan sepak terjang
nabi di negeri pyramida membuat Mesir mendapat julukan negeri para nabi.
Bahkan dikabarkan bahwa di kawasan Semenanjung Sinai, Mesir lah lokasi
makam seorang Nabi dan Rasul Allah, Shalih.
Dalam perjalanan
sejarahnya, Mesir tak hanya menjadi saksi sejarah para nabi, namun juga
menjadi saksi kekuatan para penguasa dunia di setiap masanya. Lahan
subur Mesir yang dialiri Sungai Nil membuat daya tarik para penguasa.
Pasca masa puncak pemerintahan Fir'aun dibawah Amenemhat III, Raja
Hyksos berhasil mengmbila lih beberapa wilayah Mesir. Perebutan wilayah
pun terus terjadi antara Hyksos dan Fir'aun.
Tak hanya Hyksos
yang terkenal hebat, Fir'aun pun terus menajamkan taring karena makin
banyak kekuatan yang menginginkan lahan subur nil. Bangsa Asyuriyah
merupakan salh satu yang sempat berhasil merebut Mesir dari Fir'aun.
Hingga kemudian era Fir'aun benar-benar tamat setelah Persia menyerbu
Mesir pada tahun 343 SM.
Namun tak lama Persia berkuasa, karena
Kerajaan Ptolemaic menyerbu Mesir dan menaklukannya. Mereka mengaku
sebagai penerus Fir'aun kemudian membangun Mesir dengan budaya
Helenistik. Salah satu peradaban mereka yang dapat terlihat yakni Kota
Alexandria atau Iskandariyah. Mereka menyulap Alexandria menjadi ibu
kota yang amat modern dan menjadi pusat kebudayaan Yunani kala itu.
Cukup lama mereka berkuasa hingga tibalah era ratu yang kecantikannya
tak tertandingi sepanjang masa, Ratu Cleopatra. Ia lah pemimpin Mesir
dari kerajaan Ptolemaic yang terakhir sebelum akhirnya utusan Julius
Caesar dari Romawi datang menemuinya. Banyak insiden yang terjadi, namun
singkat cerita Romawi akhirnya menghabisi dinasti Ptolemaic. Romawi,
termasuk Byzantium menginginkan Mesir sebagai ladang gandum bagi bangsa
barat yang kala itu belum disebut Eropa.
Byzantium atau Romawi
Timur terus berkuasa atas Mesir dan memberikan banyak pengaruh disana,
baik agama maupun kebudayaan. Mesir yang telah menerima banyak peradaban
dari penguasa sebelumnya, berpadu dengan budaya baru Romawi. Keduanya
saling mengadopsi kebudayaan satu sama lain. Maka jadilah Mesir sebagai
kawasan subur dan berperadaban tinggi.
Jika dibanding bangsa
Arab, maka Mesir telah jauh lebih dulu mengenal arsitektur, seni,
tulisan, dan lain sebagainya. Sementara Byzantium menguasai Mesir,
Islam lahir di seberang laut Merah, yakni di Jairah Arab. Tak
diriwayatkan bahwa Rasulullah pernah berkunjung ke tanah Fir'aun
tersebut.
Islam baru memasuki Mesir di era Khalifah Umar bin
Khattab. Shahabat Rasulullah, Amr Bin Ash lah yang diutus untuk
mengenalkan Islam ke negeri yang dikuasai penguasa tangguh dunia kala
itu, Byzantium.
Afriza Hanifa
Redaktur : Heri Ruslan
No comments:
Post a Comment