Dinasti Al-Murabitun, Pejuang dari Ribat (2-habis)

Dinasti Al-Murabitun, Pejuang dari Ribat (1)




Pejuang Al-Murabitun (ilustrasi).

Pada awalnya, Al-Murabitun yang dipimpin Yahya bin Ibrahim Al-Jaddal, Abdullah bin Yasin, dan Yahya bin Ibrahim itu adalah sebuah gerakan dakwah.

Mereka menyebarkan agama Islam dengan mengajak suku-suku lain untuk menganut agama Islam. Gerakan dakwah itu lalu berubah menjadi sebuah kesultanan yang amat berpengaruh di Afrika Utara dan Spanyol.

Dinasti Al-Murabitun berkuasa selama hampir 93 tahun, yakni dari 448 H hingga 541 H (1056-1147 M). Dinasti itu mencapai puncak kejayaannya pada era pemerintahan Yusuf bin Tasyfin. Kesultanan Al-Murabitun muncul pada era meredupnya kejayaan Dinasti Abbasiyah yang berpusat di Baghdad.

Saat itu, Adidaya bernama Abbasiyah melemah dan mengalami disintegrasi. Pada saat yang sama, kejayaan Dinasti Fatimiyah yang berpusat di Mesir juga telah surut.

Seperti dinasti-dinasti Islam lainnya, peradaban Islam juga sempat mencapai kejayaan di bawah pemerintahan Dinasti Al-Murabitun atau Almoravid yang berkuasa pada awal abad ke-11 M hingga pertengahan abad ke-12 M.

Sejumlah sumber sejarah menyebutkan bahwa kejayaan umat Islam pada masa itu terutama dicapai dalam bidang ilmu pengetahuan, seperti ilmu bahasa, kedokteran, pertanian, seni, geografi, astronomi, serta filsafat. Dinasti Al-Murabitun yang berawal dari suatu gerakan keagamaan juga mendorong kemajuan dalam bidang ilmu agama.

Berbagai cabang ilmu agama, seperti fikih, hadis, dan tafsir berkembang pesat pada masa itu. Perkembangan yang pesat ini pada dasarnya bertujuan untuk memberantas berbagai penyimpangan ajaran agama. Pada masa itu, ribat (madrasah) serta masjid memiliki peran yang menonjol sebagai pusat pendidikan.

Perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat pada masa Almoravid tersebut pada akhirnya telah melahirkan para ilmuwan maupun ulama yang sangat andal di bidangnya masing-masing. Kejayaan dinasti itu meredup setelah dikalahkan Dinasti Muwahiddun pada 1147 M. Hingga kini, jejak kejayaan Al-Murabitun masih tersisa di Maroko.

Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Nidia Zuraya

No comments: