Piagam jakarta,misteri rengasdengklok dan proklamasi & jejak freemanson zionis di indonesia


TAHUKAH ANDA FAKTA MENGENAI NASKAH PROKLAMASI YG SEBENARNYA DAN JEJAK FREEMANSONY & ZIONIS DI INDONESIA SEJAK ZAMAN KEMERDEKAAN ?


"Tentang Tujuh Kata Piagam Jakarta yang Hilang "


“... dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya.” Tujuh kata inilah yang dulu (bahkan sampai sekarang) menjadi perdebatan di negara ini. Tujuh kata inilah yang kemudian disebut sebagai “Tujuh Perkataan Piagam Jakarta”.

Ketika para pendiri Republik ini (terutama panitia sembilan) berhasil merumuskan satu gentement agreement yang sangat luhur dan disepakati pada tanggal 22 juni 1945 kemudian dikenal dengan Piagam Jakarta (Jakarta Charter). Sesungguhnya Piagam Jakarta inilah mukaddimah UUD ’45 yang pertama. Tanggal 17 Agustus 1945 pada hari Jum’at dan bulan Ramadhan, Indonesia lahir sebagai negara dan bangsa yang merdeka. Dan hendaknya disadari oleh setiap muslim, bahwa Republik yang lahir itu adalah negara yang “berdasarkan Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya”. Negeri ini pernah berdasar pada syari’at Islam, meskipun syari’at Islam yang dikompromikan, karena pada dasarnya syari’at Islam adalah rahmatan lil’alamiin, bukan hanya untuk umat Islam.

Namun keesokan harinya, tanggal 18 Agustus, rangkaian kalimat “berdasarkan Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti dengan “Ketuhanan yang Mahaesa”.


Pengkhianatan Naskah Proklamasi: Piagam Jakarta. (Part I) Aug 12, '08 4:40 AM


Teringat dengan Piagam Jakarta maka akan teringat pula dengan tujuh kata yang yang dihapus. ” kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya ” . Tujuh buah kata inilah yang membuat umat islam politik (islamopolithics : orang yang menerapkan nilai-nilai islam dalam kehidupan bernegara/ politik, tidak ada pendiferensiasian antara islam (ibadah) dan politik) menjadi berang hingga saat ini, dan masih sangat mengharapkan agar kata tersebut muncul kembali dalam Sila Pertama Pancasila (Pancasila waktu itu diterima sebagai bagian dari manifestasi islam karena waktu itu pembuat Pancasila menyertakan tujuh butir kata tersebut). Saat ini masyarakat mengalami penyempitan pandangan, bahwa Piagam Jakarta adalah hanya tujuh butir kata yang mengalami penghapusan.

Piagam Jakarta yang sebenarnya adalah Pembukaan Undang-Undang Dasar yang biasa kita dengarkan ketika upacara-upacara formal. Seharusnya piagam itulah yang harus dibacakan ketika proklamasi Indonesia dikumandangkan karena di dalamnya telah berisi falsafah dasar berdirinya bangsa ini dan dasar penggerak ketika negara ini akan berkembang (Quo Vadis Indonesia).

Naskah Proklamasi yang kita tahu adalah sebuah kertas dengan tulisan dari Soekarno yang penuh dengan coretan. Bila kita coba mengkrititsi lebih dalam, melihat dan meneliti. Apakah sebuah proklamasi bangsa yang besar ini dibuat dengan sangat tergesa-gesa? Tidak ada Negara di belahan bumi manapun yang mirip dengan Indonesia yang Naskah asli proklamsinya penuh dengan corat-coret sana-sini dan yang parahnya adalah hanya dari pikiran beberapa orang saja.

Naskah Proklamasi yang sebenarnya adalah Naskah Piagam Jakarta. Soekarno pada waktu itu enggan membacakan Naskah Piagam Jakarta karena di dalamnya masih ada “Tujuh Kata” sakral. Soekarno sangat paham dengan makna kata tersebut dan sejarah yang menyertai prosesinya, seandainya Naskah Piagam Jakarta ini dijadikan Naskah Proklamasi. Ditambah desakan kaum nasionalis muda waktu itu yang memaksa untuk segera diproklamasikannya negeri ini.

Bila kita ingat lagi bersama-sama tentunya pelajaran sejarah di SMA kita dulu. Maka tertulislah nama SM Kartosuwiryo (lihat situs http://swaramuslim.com/galery/islam-..._kartosoewirjo). SM Kartosuwiryo telah mengumandangkan (mengumumkan) kemerdekaan Negara Islam Indonesia pada tanggal 15 Agustus 1945. Hal itulah yang membuat kaum muda menculik Soekarno ke Rengasdenglok, karena takut seandainya negeri ini menjadi negeri islam.

Mengingat SM Kartosuwiryo, imam NII telah mengumandangkan berdirinya negeri islam pada tanggal 15 Agustus. Ahmad Soebardjo yang waktu itu mewakili kaum muda menyarankan Soekarno agar membuat naskah proklamasi seperti pengumuman proklamsi yang dibacakan Kartosuwiryo pada tanggal 15 Agustus 1945. Jadi Naskah Proklamasi kita adalah hanya merupakan Pengumuman Proklamasi bukan suatu naskah yang melandasi jiwa bangsa Indonesia ini. Naskah proklamasi kita adalah naskah proklamasi yang paling aneh bila diandingkan dengan naskah proklamasi dari Negara-negara di belahan dunia lain.


Quote:
Naskah Piagam Jakarta
Bahwa sesungguhnja kemerdekaan itu jalah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka pendjadjahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.
Dan perdjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampai (lah) kepada saat jang berbahagia dengan selamat-sentausa mengantarkan rakjat Indonesia kedepan pintu gerbang Negara Indonesia jang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat Rahmat Allah Jang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaja berkehidupan kebangsaan jang bebas, maka rakjat Indonesia menjatakan dengan ini kemerdekaannja.
Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia Merdeka jang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah-darah Indonesia, dan untuk memadjukan kesedjahteraan umum, mentjerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia jang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Hukum Dasar Negara Indonesia, jang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indnesia, jang berkedaulatan rakjat, dengan berdasar kepada: keTuhanan, dengan kewadjiban mendjalankan sjari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknja, menurut dasar kemanusiaan jang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakjatan jang dipimpin oleh hikmat kebidjaksanaan dalam permusjawaratan perwakilan, serta dengan mewudjudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakjat Indonesia.
Djakarta, 22 Juni 1945

Ir. Soekarno
Mohammad Hatta
A.A. Maramis
Abikusno Tjokrosujoso
Abdulkahar Muzakir
H.A. Salim
Achmad Subardjo
Wachid Hasjim
Muhammad Yamin

Naskah inilah yang semestinya dibacakan ketika Negara Indonesia merdeka…
Sesungguhnya kejahatan yang paling besar terhadap suatu bangsa dan kemanusiaan adalah pemutarbalikan fakta sejarah. Hal ini pasti akan menimbulkan keresahan global. Contohnya dapat kita lihat pada kasus manipulasi sejarah penjajahan Jepang di Korea dan Cina. Apa yang terjadi di Jepang tampaknya juga terjadi di negeri ini. Demikian pula kiranya yang terjadi pada Piagam Jakarta, dan penerapan syari’at Islam di Indonesia, yang mengemuka justru seolah olah jika syari’at Islam diterapkan itu sama dengan menghianati perjuangan para pahlawan.


Asda yang mengungkapkan “Pendahulu-pendahulu kita itu berpikir jauh ke depan. Negara kita kan negara hukum. Landasannya adalah Pancasila dan UUD’45. Ini semua dulu sudah dirumuskan oleh tokoh-tokoh Islam.” Atau ada yang menyatakan bahwa dulu para ormas Islam tidak pernah menginginkan Indonesia menjadi negara Islam, atau menginginkan syari’at Islam diterapkan di negeri ini.


Fakta Sebenarnya
(February 8, 2010 — M. Taufik N.T)
Bila pembaca ingin detailnya bagaimana perjuangan pendahulu kita untuk tegaknya Islam di Indonesia, silakan membaca buku Piagam Jakarta 22 Juni 1945 karya H. Endang Saifuddin Anshari (Pustaka, 1983). Pada ruang terbatas ini, kami hanya ingin mengungkap bagian paling penting dari aspek sejarah yang tak boleh dilupakan, apalagi dimanipulasikan.

Istilah Piagam Jakarta atau Jakarta Charter adalah istilah yang diintroduksikan oleh seorang Muslim nasionalis sekular, Mr. Muhammad Yamin. Ini terlihat dari ungkapan Soekarno dalam sidang BPUPKI tatkala menolak keberatan Ki Bagus Hadikusumo, pemimpin Muhammadiyah, yang meminta agar anak kalimat bagi pemeluk-pemeluknya dicoret dari pembukaan (preambule): “Pendek kata inilah kompromis yang sebaik-baiknya. Jadi Panitia memegang teguh kompromis yang dinamakan oleh anggota yang terhormat Muhammad Yamin “Jakarta Charter”, yang disertai perkataan anggota yang terhormat Sukiman “Gentleman’s Agreement”, supaya ini dipegang teguh di antara pihak Islam dan pihak kebangsaan. Saya mengharap paduka tuan yang mulia, rapat besar suka membenarkan sikap Panitia itu” (Lihat: H.Endang Saifuddin, idem, hlm. 32).


Dari ungkapan Ki Bagus yang juga sejalan dengan saran Kiai Ahmad Sanusi, terlihat bahwa aspirasi golongan Islam yang didukung oleh surat 52 ribu ulama setanah air (ibid, hlm. 28) bukanlah apa yang tercantum dalam Piagam, yakni:Negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat, denganberdasarkan kepada: Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan….Indonesia (ibid, hlm. 27).

Akan tetapi, aspirasi golongan Islam yang waktu itu antara lain ditokohi oleh Abikusno Tjokrosoejoso (PSII), Abdul Kahar Muzakkir (Muhammadiyah), Haji Agus Salim (Partai Penyadar), dan Abdul Wahid Hasyim (Nahdatul Ulama), adalah:Negara Republik Indonesia, yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasarkan kepada Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan Syariat Islam[1], menurut dasar kemanusiaan. Ini terlihat dari ucapan Abikusno untuk menengahi debat Soekarno dengan Ki Bagus Hadikusumo (Muhammadiyah),“Kalau tiap-tiap dari kita harus, misalnya …dari golongan Islam menyatakan pendirian, tentu saja kita menyatakan, sebagaimana harapan tuan Hadikusumo. Tetapi kita sudah melakukan kompromi…” (ibid, 32). Penjelasan Abikoesno ini disambut dengan tepuk tangan anggota BPUPKI dan akhirnya Hadikusumo menerima dan sidang akhirnya menerima Piagam Jakarta secara bulat (ibid, 33).


Sayangnya, gentleman’s agreement ini dilupakan oleh tokoh-tokoh kalangan nasionalis tatkala BPUPKI sudah berubah menjadi PPKI. Saat mengumumkan UUD 1945, hasil sidang BPUPKI berhari-hari yang dipenuhi dengan perdebatan dan kompromi yang susah payah (berupa Mukadimah atau Piagam Jakarta dan Batang Tubuh UUD) tiba-tiba diubah dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Perubahan itu antara lain:
1. Dalam Preambule (Piagam Jakarta), anak kalimat: berdasarkan kepada ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diubah menjadi “berdasar atas Ke-Tuhanan Yang Maha Esa”.

2. Pasal 6 ayat 1, "Presiden ialah orang Indonesia asli dan beragama Islam”, kata-kata “dan beragama Islam” dicoret.

3. Sejalan dengan perubahan di atas, maka Pasal 29 ayat 1 menjadi “Negara berdasarkan atas Ke-Tuhanan Yang Maha Esa”, sebagai pengganti “Negara berdasarkan atas Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya”.

Persetujuan PPKI atas perubahan itulah yang oleh pimpinan Masyumi Prawoto Mangkusasmito dikatakan menimbulkan satu historische vraag, satu pertanyaan sejarah; menimbulkan kekecewaan golongan Islam. Muhammad Natsir saat itu berkata: “Menyambut hari Proklamasi 17 Agustus kita bertahmied. Menyambut hari besoknya, 18 Agustus, kita beristighfar. InsyaAllah umat Islam tidak akan lupa[2]”

Namun demikian, buru-buru Soekarno—sebagai salah satu pihak yang paling bertanggung jawab atas perubahan itu—mengatakan bahwa UUD itu sementara, UUD kilat, Revolutiegrondwet. Soekarno menjanjikan bahwa jika kondisi normal akan mengumpulkan MPR untuk membuat UUD yang lebih lengkap dan sempurna (ibid, 43). Akan tetapi, kita melihat fakta sejarah pada sidang-sidang konstituante hasil pemilu 1955, ternyata terjadi deadlock dan Soekarno mengeluarkan dekrit 5 Juli 1959 yang isinya kembali kepada UUD 1945 yang Revolutiegrondwet itu. Hal itu berlaku hingga hari ini.

Mengapa Piagam Jakarta masih terus mengemuka? Media Indonesia (30/08/2001) menulis bahwa sebabnya adalah adanya fakta sejarah yang mendukungnya. Dalam konsiderans Dekrit Presiden 5 Juli 1959 disebutkan bahwa bahwa Piagam Jakarta 22 Juni 1945 menjiwai UUD 1945 dan merupakan suatu kesatuan dengan konstitusi itu. Kita tahu, dengan dasar hukum dekrit itulah, UUD ’45 berlaku kembali sebagai hukum dasar tertinggi di Indonesia.


Sayang sekali, konsiderans itu ternyata toh tidak pernah menjadi pertimbangan yang sebenarnya. Lebih merupakan beleid politik. Pasalnya, pemerintah Indonesia dengan seluruh sistem hukum dan ketatanegaraannya, pada faktanya sama sekali tidak memperhatikan apa yang ada dalam Piagam Jakarta serta apa yang menjadi pemikiran dan perasaan umat Islam Indonesia. Bahkan, yang ada justru depolitisasi dan rekayasa sedemikian rupa. Tujuannya agar Islam dalam arti ideologi (Islam mabda’i) atau politik (Islam siyasi) hilang musnah dari permukaan bumi Islam yang bernama Indonesia ini.

Menyerang isu penerapan syari’at Islam sebagai akan kembali ke masa barbar, atau akan teraniayanya non-Muslim, sungguh kekhawatiran laten dan klise yang dulu diungkapkan oleh Latuharhary pada sidang BPUPKI (H. Endang Saifuddin, ibid, 29) dan muncul lagi pada petang 17 Agustus 1945, yakni tatkala seorang opsir Jepang menyampaikan bahwa orang-orang Kristen Protestan dan Katolik dari Timur enggan bergabung manakala digunakan Mukaddimah dan Batang Tubuh UUD 1945 hasil sidang BPUPKI (H. Endang Saifuddin, ibid, 45-46). Akan tetapi faktanya pada saat bangsa Indonesia masih berpegang teguh pada UUD 1945 (hasil perubahan memenuhi aspirasi mereka), toh orang-orang Kristen dan Katolik dari Timur itu sangat kuat keinginannya melepaskan diri dari Indonesia. Kongres Papua, FKM, seolah iri kepada Timtim yang telah berhasil memisahkan diri dari NKRI.
NB: SESUNGGUHNYA POLITIK TIDAK MAU MENERAPKAN SYARIAH ISLAM ITU DATANGNYA DARI KAUM LUBERAL JUGA FREEMANSNY YG INGIN MENGHANCURKAN ISLAM, KRN AKHIRNYA TIMOR TIMUR PUN MELEPASKAN DIRI DARI INDONESIA,PDHL SAMPAI SAAT INI PIAGAM JAKARTA PUN BLM DITERAPKAN. ITU PERTANDA BHW SYARIAH ISLAM TIDAK LANTAS MERENDAHKAN KAUM NONMUSLIM, TTETAPI ADA PIHAK2 YG MEMANG SENGAJA TDK INGIN DITEGAKKAN SYARIAH ISLAM DI NEGERI KITA INI, PDHL MEREKA TAHU BHW HUKUM ALLAH SWT MERUPAKN KEBENARAN N KEADILAN YG HAKIKI. ORANG2 KAFIR HARBY ITU BENCI AKAN KEBENARAN DAN KEJAYAAN ISLAM. Lihat lbh lanjut di:
ISLAM: PENCETUS UTAMA DALAM HUKUM HUBUNGAN INTERNASIONAL(ISLAM:THE TRUTH&COMPLETE RELIGION)
(http://www.facebook.com/notes/pi-lam...16472231699073)

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------
[1] tanpa ada kalimat bagi pemeluk pemeluknya, karena syari’at Islam yang berkaitan dengan hukum publik semisal ekonomi, hukum hukumtentang pertanahan, dll diberlakukan untuk semua warga negara
[2] Moh. Natsir dalam tulisannya berjudul “Tanpa Toleransi Takkan Ada Kerukunan”, dalam buku Fakta dan Data, Media Dakwah, 1991(Barokahbcp)



JEJAK FREEMANSON-ZIONIS DI INDONESIA....

Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia memang diprediksi akan menjadi kekuatan Islam terbesar di dunia. Dan tentu saja sebegai musuh Allah, zionis Yahudi melalui organisasi atau gerakan Freemason-nya tak akan tinggal diam.

Buku "JEJEAK FREEMANSON DAN ZIONIS DI INDONESIA" layak dibaca terutama oleh para aktivis dakwah dan penggerak Islam dalam rangka menegakkan dienul Islam. Sangat perlu untuk mengetahui siapa dan apa saja agenda mereka serta kiprah yang telah mereka tanamkan di negeri tercinta ini, agar kita sebagai umat Islam dapat membentengi diri dan memberikan perlawanan.

"Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling teras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik" (Al-Maidah [5]: 82)

"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepadamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)." Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penlong bagimu." (Al-Baqarah [2]: 120)


Kita dapat simak dalam salah satu anggaran dasar dari Freemason di Indonesia ini:

“Tarekat Mason Bebas adalah pandangan hidup jiwa yang timbul dari dorongan batin, yang mengungkapkan dirinya dalam upaya berkesinambungan untuk mengembangkan semua sifat roh dan hati nurani, yang dapat mengangkat manusia dan umat manusia ke tingkat susila dan moral yang lebih tinggi. Ia terapkan dalam pelaksanaan seni hidup yang lebih tinggi.” (Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962, hal. 5).

Selanjutnya Freemason ini meluaskan sayap-sayapnya di berbagai elemen masyarakat untuk dapat menyebarkan paham-paham terselubung dari agama Yahudi ke berbagai lapisan masyarakat. Freemason ini tak lupa juga menyisipkan ritual-ritual islam di dalam pengajaran dari freemason. Kita dapat saksikan dalam kutipan berikut ini:
“Situasi yang baru sama sekali tercipta ketika muncul anggota-anggota Indonesia (dan Tionghoa) di loge-loge. Pakaian tradisional dari kalangan elit Jawa, penggunaan Al Quran sebagai Kitab Suci pada pertemuan-pertemuan formal di Rumah Pemujaan…memberikan wajah baru kepada kegiatan-kegiatan loge.” (Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962, hal. 28).
Loge dan Rumah Pemujaan yang dimaksud pada kutipan diatas bukanlah masjid maupun gereja, merupakan sebuah tempat pertemuan anggota Freemason Indonesia untuk mengadakan pemujaan kepada kepada Yang Maha Terang, yang dalam ritualnya para anggota Mason tersebut membacakan sebuah nyanyian kerohanian. Loge yang pertama kali dibangun di Batavia oleh Albertus van der Parra (1761-1775), yang bernama “La Choisie (Terpilih) atas prakarsa Joan Cornelis Radermacher. Setelah itu di bangun pula pada bulan November 1767 di Batavia sebuah loge baru bernama “La Fidele Sincerite”.

Tahun 1767 pada umunya dianggap sebagai awal kehadiran Tarekat Mason Bebas yang terorganisir di Jawa. Selain melakukan pertemuan di loge-loge, mereka juga kerap melakukan pertemuan rahasia di Amanusgracht (Jl. Kopi/Jl. Bandengan Jakarta) dan di kawasan Molenvliet (Jl. Gajah Mada/ Hayam Wuruk). Selain di kedua daerah diatas, seorang pakar Hukum yang namanya diakui dalam ilmu Hukum Indonesia, yaitu Jacob Van Vollenhoeven, ternyata memainkan peranan penting terhadap pendirian Loge Matahari di Padang pada tahun 1858 yang beberapa bulan sebelumnya pada tanggal 11 Desember 1857 berkumpul dirumahnya untuk me,bahas mengenai pendirian Loge tersebut.

Loge terakhir yang didirikan terakhir sebelum tahun 1890 di Jawa adalah Loge “Veritas” di Probolinggo Jawa Timur.


Tokoh-Tokoh Indonesia Yang Terlibat di dalam Freemason
Raden Saleh dilantik pada tahun 1836 di loge Den Haag “Endracht Maakt Macht”
Abdul Rachman, keturunan dari Sultan Pontianak, dilantik tahun 1844 di Loge di Surabaya “De Vriendschap” dan Gedenkboek tahun 1917 terdapat keterangan bahwa dia adalah Mason pertama yang beragama Islam.
Pangeran Ario Soeryodilogo (1835-1900) menjadi anggota loge Mataram di Yogyakarta
Pangeran Ario Notokusuma (Paku Alam VI)
Pangeran Arionotodirojo (1858-1917). Masuk keanggotaan loge Mataram pada tahun 1887 dan memegang berbagai jabatan kepengurusan. Ia ketua Boedi Oetomo antara tahun 1911-1914. pada tahun 1913 ia mendirikan Sarekat Islam Cabang Yogya yang banyak beranggotakan elit Jwa. Notodirojo seorang yang disegani dan dianggap sebaga pergerakan rakyat Jawa.
R.M. Adipati Ario Poerbo Hadiningrat, yang pada awal abad ke 20 memangku jabatan bupati Semarang dan Salatiga. Bukunya yang terkenal adalah Wat ik als Javaan voor geest en gemoed in de Vrijmetselarij heb gevonden.
Raden Adipati Tirto Koesoemo Bupati Karanganyar. Anggota Loge Mataram sejak tahun 1895. ketua pertama Boedi Oetomo. Pada kongres ke dua Boedi oetomo, yang diadakan di gedung Loge Mataram, ia mengusulkan pemakaian Bahasa Melayu, mendahului Sumpah Pemuda.
A.H. van Ophusyen S.H. (1883-1956). Notaries dan anggota Dewan kota Batavia. Salah seorang pendiri dari indo Europees Verbond-Ikatan Indo Eropa. Wakil Suhu Agung untuk Indonesia.
Raden Mas Toemenggoen Ario Koesoemo Yoedha, 1882-1955, putra dari Pakoe Alam V. menjadi anggota loge Mataram pada tahun 1909 dan berkali-kali memegang jabatan kepengurusan. Pada tahun 1930 menjadi Anggota Pengurus Pusat.

Dr. Radjiman Wediodipoera (Wediodiningrat), 1879-1952. antara tahun 1906 dan 1936 dokter pada keratin Solo. Sarjana dan penulis mengenai falsafah budaya. Pejabat ketua Boedi Oetomo 1914-1915. pada tahun 1945 memaainkan peranan penting sebagai ketua dari Badan Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Bersama Soekarno dan Hatta pergi mnemui Marsekal Terauchi dalam pembicaraan kemerdekaan Indonesia.Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo, Bogor, 1908. dalam tahun 1952 menjadi anggota dari loge Indonesia Purwo Daksia. Ia menjabat sebaia Kepala kepolisian RI . Soekanto menjadi Suhu Agung dari Timur Agung Indonesia atau Federasi Nasional Mason. Ia juga menjabat sebagai ketua dari Yayasan Raden Saleh yang merupakan penerusan dari Carpentier Alting Stiching.
R.A.S Soemitro Kolopaking Poerbonegoro, menjadi Ketua Suhu Agung dari Timur Agung Indonesia pada 7 April 1955 (Hari berdirinya Tarekat Mason Indonesia).
R.A. Pandji Tjokronegoro, terdaftar sebagai anggota pada tahun 1908, hal ini dikuatkan dengan bukti dia merayakan Yubelium Mason Bebas pada 50 tahunnya Mason Bebas.

Tokoh Penjajah Belanda dalam Sejarah Indonesia yang Merupakan Member Freemason
Herman Willem Daendels, dilantik di Loge Kampen “Le Profond Silence”.
Thomas Stamford Raffles, pada tanggal 26 Juni 1813 diterima di dalam Tarekat oleh Engelhard, sedangkan diplomasinya ditandatangani oleh mason-mason bebas yang terkenal dan penguasa-penguasa colonial.
Johannes Van Den Bosch, dilantik di Loge De Vriendschap pada tahun 1830.

Loge-Loge atau Loji Yang Ada di Indonesia
Loge La Choisie di Batavia (1764-1766)
Loge La Fidele Sincerite (1767)
Loge La Virtuese (1769)
Loge La Constante et Fidele (1801) di Semarang
Loge De Vriendschap (1809) di Surabaya
Loge De Ster in Het Oosten (Loji Bintang Timur) di Batavia (1837)
Loge Matahari di Padang (1858)
Loge Princes Frederik der Nederlanden di Rembang (1871)
Loge L Union Frederic Royal di Surakarta (1872)
Loge Prins Frederik di Kota Raja Aceh pada tahun 1880
Loge Veritas di Probolinggo
Loge Arbeid Adelt di Makassar (1888)
Loge Excelsior di Bogor (1891)
Loge Tidar di Magelang (1891)
Loge St. Jan di Bandung (1896)
Loge Fraternitas di Salatiga (1896)
Loge Humanitas di Tegal (1898)
Loge Malang (1901)
Loge Blitar (1906)
Loge Kediri (1918)
Loge Het Zuinderkruis (Rasi Pari) di Batavia (1918)
Loge De Broerderketen (Segitiga) di Jember (1926)
Selain pendirian Loge sebagai sarana untuk menyampaikan misinya, para Freemason ini juga mendirikan sekolah-sekolah dan kesempatan belajar keluar negeri, berikut kita dapat kutip dari keterangan Dr. Th. Steven:
“Kaum Mason Bebas tidak hanya mendirikan sekolah-sekolah untuk kaum Indo yang miskin, tetapi juga memberi kesempatan kepada kaum muda Jawa yang berbakat untuk mengembangkan diri lebih lanjut melalui pendidikan di Eropa”. (Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962, hal. 47).
Adapun tahun-tahun pendirian sekolah-sekolah Mason tersebut adalah sebagai berikut:
1875 di Semarang
1879 di Batavia
1885 di Yogyakarta, dua sekolah
1887 di Surakarta dan Magelang
1888 di Buitenzorg (Bogor)
1889 di Padang dan Probolinggo
1892 di Semarang, sekolah kedua
1897 di tegal
1898 di Bandung dan Manado
1899 di Aceh
1900 di Malang
1903 di Malang, sekolah kedua
1905 di Bandung, sekolah kedua
1907 di Blitar
1908 di Surabaya
1900 di Padang, Magelang (sekolah kedua) dan Medan, Makssar, Kediri
1926 di Malang, sekolah ketiga

Selain mendirikan sekolah-sekolah, para anggota Tarekat Mason Bebas di Indonesia ini juga mendirikan berbagai perpustakaan di berbagai daerah. Di semarang pada tahun 1875 di buka peprustakaan yang disebut “De Verlichting” dan pada tahun 1917 ditempatkan di Peprustakaan Pusat dan Ruang Baca Umum. Jenis perpustakaan itu dengan berjalannya waktu, muncul hampir bersamaan dengan di semua tempat yang ada loge. Pada tahun 1877 didirikan sebuah perpustakaan di Padang dan kemudian:

1878 di Yogya
1879 di Surabaya
1882 di Salatiga
1889 di Probolinggo
1890 di Buitenzorg (Bogor)
1891 di Bandung
1892 di Menado
1895 di Manado
1897 di Tegal
1899 di Medan
1902 di Ambon
1902 di Malang
1908 di Magelang
1907 di Blitar

Eksisnya Yahudi di Indonesia Pasca Kemerdekaan
Jika Yahudi pra kemerdekaan yang tergabung di dalam Freemason itu hengkang setelah keputusan Presiden tentang organisasi terlarang Freemason, ternyata di kemudian hari Freemason ini kembali eksis setelah sembunyi-sembunyi. Modus operandi mereka mengaku sebagai keturunan Arab, umat awam pasti akan terkecoh karena Yahudi dan Arab dalam segi fisik tak jauh berbeda. Bukti eksisnya Yahudi ini dapat kita telusuri. Contoh paling mudah tentang eksisnya Yahudi serta Sinagognya, dapat kita lihat pada daerah Surabaya, tepatnya Jalan Kayon no. 4 Surabaya (dekatnya Delta Plaza Surabaya). Jika amati seksama bangunan di Kayon ini, maka kita dapat teliti bahawa gambar Bintang David itu sangat jelas terpampang pada bagian pagar dari sinagoga tersebut.

Bangunan yang sekilas tampak “sepuh” ini menurut keterangan warga pada hari Sabtu Agung, selalu dinyanyikan lantunan lagu rohani berbahasa Ibrani. Selain itu eksisnya sebuah Sinagoga di daerah Kembang Jepun (jika malam pusat kuliner :"Kiyaki”) pada nomor 4-6 , kita akan dapati sebuah Sinagoga terbuka yang sangat jelas. Dulu Sinagoga ini dipakai oleh Rita Aaron (peragawati dan model Surabaya) yang Yahudi untuk beribadat menyembah Yahweh (sebutan Tuhan oleh orang Yahudi).
(MORE INFO:http://www.liputan-kita.com/2010/10/...yahudi_12.html)

Freemasonry atau bahasa Belandanya Vrijmetselarij merupakan gerakan rahasia dari kaum Zionis atau Yahudi yang bertujuan menghancurkan Islam di seluruh dunia. Tidak luput juga di Indonesia. Meskipun sejak dikeluarkan Surat Keputusan Presiden 27 Februari 1961 yang melarang sekaligus membubarkan perkumpulan tersebut, tetapi nyatanya mereka masih gigih bergerilya dengan cara menyusup ke berbagai sektor. Media dan telekomunikasi termasuk diantaranya.

Jelas sudah sekarang kenapa freemason di waspadai, ternyata freemason tidak lepas dari kata zionis, sedangkan menurut Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 120 :

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.

Yang menarik dari buku “Jejak Freemason dan Zionis di Indonesia” yaitu dibahasnya isu-isu seputar gerakan rahasia Yahudi Internasional di tanah air. Diantaranya membahas logo-logo perusahaan yang ada di tanah air yang menyerupai logo freemason dan bintang david.
ANDA DAPAT MELIHAT SENDIRI VIDEONYA: http://youtu.be/AdliH2iZ-qw




AYO KAUM MUSLIM INDONESIA MARI KITA BERSATU UNTUK MENEGAKKAN SYARIAH ISLAM DAN MEMPERKUAT DIRI DARI SERANGAN FREEMANSON-ILLUMINATI-ZIONIS DAN ANTEK-ANTEKNYA!

melacak zionis di indonesia


Zionis-Yahudi mengakar kuat di Indonesia. Melalui antek-anteknya yang ada di Indonesia, mereka berhasil menguasai sektor ekonomi, terutama bidang perbankan dan merasuki budaya Indonesia…

Sejak mencuatnya kasus grup band Dewa yang diprotes lantaran menginjak-
injak karpet bermotif lafaz Allah saat manggung di salah satu stasiun televisi, obrolan seputar Yahudi, Zionis dan Freemasonry makin rame. Apalagi, pentolan Dewa, Ahmad Dhani, selama ini kerap dijumpai mengenakan kalung Bintang David, simbol Zionis-Israel.

Untuk mengetahui lebih dalam jaringan kaum yang dikutuk Allah SWT itu, berbagai kalangan menggelar berbagai forum diskusi dan dialog tentang Zionis-Yahudi. Selasa (31/5) lalu, misalnya, Kajian Islam Cibubur Pesantren Tinggi Husnayain, Pimpinan KH A Cholil Ridwan menggelar sebuah diskusi yang bertajuk “Bahaya Gerakan YAHUDI di Indonesia”.

Ridwan Saidi, salah seorang pembicara dalam dialog itu, mengaku prihatin dengan kondisi umat saat ini. Sebab, banyak umat yang masih tidak percaya gerakan Zionis-Yahudi. Bahkan sebagian kaum Muslimin memandang tudingan gerakan Zionis-Yahudi sebagai sesuatu yang mengada-ada. Padahal, dampak dari gerakan Zionis ini sangatlah merugikan kaum Muslimin bahkan umat manusia.


“Siapa bilang tidak ada gerakan Zionis-Yahudi di sini. Ada dong, sebab akarnya terlalu kuat di Indonesia. Mereka masuk sejak zaman Hindia Belanda,” ujar pria yang puluhan tahun meneliti dan mengkaji gerakan Zionis-Yahudi itu.

Benarkah akar Zionis-Yahudi begitu kuat di Indonesia? Apa saja indikasi dan buktinya? Memang, tak mudah melacak jejak gerakan berbahaya ini di Indonesia. Apalagi selama ini, Zionis-Yahudi, memang gerakan tertutup. Aktivitas mereka berkedok kegiatan sosial atau kemanusiaan. Namun sasaran dan tujuannya sangat jelas: Merusak kaum lain.

Ibarat orang yang sedang buang angin dengan pelan: tercium baunya, tapi tak nampak wujudnya. Tidak mudah mengendus dan mendeteksi mereka. Namun dengan membuka-buka catatan sejarah, kabut dan misteri seputar jaringan Zionis-Yahudi di Indonesia akan terbuka lebar.

Gedung dan bangunan ternyata tak hanya memiliki estetika, namun juga menyimpan sejarah peradaban, tak terkecuali gerakan Zionis-Yahudi di Indonesia. Dari sejumlah dokumen sejarah, tidak sedikit gedung-gedung yang berdiri dan beroperasi saat ini yang ternyata dulunya pernah menjadi pusat pengendali gerakan Zionis-Yahudi di Indonesia.

Satu di antaranya adalah gedung induk yang saat ini dipakai pemerintah untuk kantor Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) di Jalan Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat. Dalam buku “Menteng Kota Taman Pertama di Indonesia” karangan Adolf Hueken, SJ, disebutkan, awalnya gedung yang kini berperan penting merencanakan pembangunan Indonesia itu adalah bekas loge-gebouw, tempat pertemuan para vrijmetselaar.

Loge-gebouw atau rumah arloji sendiri adalah sebuah sinagog, tempat peribadatan kaum Yahudi. Dulu, kaum Yahudi memakainya untuk tempat “sembahyang” atau “ngeningkan cipta” kepada Tuhan. Karena tempat itu sering dipergunakan untuk memanggil-manggil roh halus, maka masyarakat Indonesia sering menyebut loge sebagai rumah setan.

Sementara Vrijmetselarij adalah organisasi bentukan Zionis-Yahudi di Indonesia (Dulu Hindia Belanda). Ridwan Saidi dalam bukunya “Fakta dan Data Yahudi di Indonesia” menuliskan bahwa pimpinan Vrjmetselarij di Hindia Belanda sekaligus adalah ketua loge.

Vrijmetselarij bukanlah organisasi yang berdiri sendiri. Ia merupakan bentukan dari organisasi Freemasonry, sebuah gerakan Zionis-Yahudi internasional yang berkedudukan di London, Inggris. Pada tahun 1717, para emigran Yahudi yang terlempar ke London, Inggris, mendirikan sebuah gerakan Zionis yang diberi nama Freemasonry. Organisasi inilah yang kini mengendalikan gerakan Zionis-Yahudi di seluruh dunia.

Dalam kenyataannya, gerakan rahasia Zionis-Yahudi ini selalu bekerja menghancurkan kesejahteraan manusia, merusak kehidupan politik, ekonomi dan sosial negara-negara yang di tempatinya. Mereka ingin menjadi kaum yang menguasai dunia dengan cara merusak bangsa lain, khususnya kaum Muslimin.

Mereka sangat berpegang pada cita-cita. Tujuan akhir dari gerakan rahasia Zionis-Yahudi ini, salah satunya, adalah mengembalikan bangunan [b]Haikal Sulaiman yang terletak di Masjidil Aqsha, daerah Al-Quds yang sekarang dijajah Israel. Target lainnya, mendirikan sebuah pemerintahan Zionis internasional di Palestina, seperti terekam dari hasil pertemuan para rabbi Yahudi di Basel.

Seperti disinggung di atas, gedung Bappenas memiliki sejarah kuat dengan gerakan Zionis-Yahudi. Tentu, bukan suatu kebetulan, jika lembaga donor dunia seperti International Monetary Fund (IMF) yang dikuasai orang-orang Yahudi sangat berkepentingan dan menginginkan kebijakan yang merencanakan pembangunan di Indonesia selaras dengan program mereka.

Satu per satu bukti kuatnya jejak Zionis-Yahudi di Indonesia bermunculan. Jejak mereka juga nampak di sepanjang Jalan Medan Merdeka Barat dengan berbagai gedung pencakar langitnya. Menurut Ridwan Saidi, semasa kolonial Belanda, Jalan Medan Merdeka Barat bernama Jalan Blavatsky Boulevard. Nama Blavatsky Boulevard sendiri tentu ada asal-usulnya. Pemerintah kolonial Belanda mengambil nama Blavatsky Boulevard dari nama Helena Blavatsky, seorang tokoh Zionis-Yahudi asal Rusia yang giat mendukung gerakan Freemasonry.


Siapa Blavatsky? Pada November 1875, pusat gerakan Zionis di Inggris, Fremasonry, mengutus Madame Blavatsky—demikian Helena Balavatsky biasa disebut—ke New York. Sesampainya di sana, Blavatsky langsung mendirikan perhimpunan kaum Theosofi. Sejak awal, organisasi kepanjangan tangan Zionis-Yahudi ini, telah menjadi mesin pendulang dolar bagi gerakan Freemasonry.

Di luar Amerika, sebut misalnya di Hindia Belanda, Blavatsky dikenal sebagai propagandis utama ajaran Theosofi. Pada tahun 1853, saat perjalanannya dari Tibet ke Inggris, Madame Blavatsky pernah mampir ke Jawa (Batavia). Selama satu tahun di Batavia, ia mengajarkan Theosofi kepada para elit kolonial dan masyarakat Hindia Belanda.

Sejak itu, Theosofi menjadi salah satu ajaran yang berkembang di Indonesia. Salah satu ajaran Theosofi yang utama adalah menganggap semua ajaran agama sama. Ajaran ini sangat mirip dan sebangun dengan pemahaman kaum liberal yang ada di Indonesia.

Menurut cerita Ridwan Saidi, di era tahun 1950-an, di Jalan Blavatsky Boulevard (kini Jalan Medan Merdeka Barat) pernah berdiri sebuah loge atau sinagog. Untuk misinya, kaum Yahudi memakai loge itu sebagai pusat kegiatan dan pengendalian gerakan Zionis di Indonesia. Salah satu kegiatan mereka adalah membuka kursus-kursus okultisme (pemanggilan makhluk-makhluk halus).

“Jika saat ini saham mayoritas Indosat dikuasai Singtel, salah satu perusahaan telekomunikasi Yahudi asal Singapura, maka itu sangat wajar. Sebab dulunya Indosat adalah sinagog dan kembai juga ke sinagog,” ujar mantan anggota DPR yang pernah menginjakkan kakinya ke Israel tersebut.


Di sepanjang Jalan Juanda (Noordwijk) dan Jalan Veteran (Rijswijk) jejak Zionis-Yahudi juga ada. Dalam sebuah artikel di sebuah media massa yang terbit di Jakarta, sejarawan Betawi Alwi Shahab menyebutkan, pada abad ke-19 dan ke-20, sejumlah orang Yahudi menjadi pengusaha papan atas di Jakarta. Beberapa di antaranya bernama Olislaegar, Goldenberg dan Ezekie. Mereka menjadi pedagang sukses dan tangguh yang menjual permata, emas, intan, perak, arloji, kaca mata dan berbagai komoditas lainnya. Toko mereka berdiri di sepanjang Jalan Risjwijk dan Noorwijk.

Masih menurut Alwi, pada tahun 1930-an dan 1940-an, jumlah orang Yahudi cukup banyak di Jakarta. Bisa mencapai ratusan orang. Mereka pandai berbahasa Arab, hingga sering dikira sebagai orang keturunan Arab. Bahkan Gubernur Jenderal Belanda, Residen dan Asisten Residen Belanda di Indonesia banyak yang keturunan Yahudi.

Yahudi di Batavia memiliki persatuan yang sangat kuat. Setiap hari Sabtu, hari suci kaum Yahudi, mereka sering berkumpul. Tempatnya di gedung yang kala itu terletak di sekitar Mangga Besar, Jakarta Barat. Di gedung itu, seorang rabbi, imam kaum Yahudi, memberikan wejangan dengan membaca Kitab Zabur.

“Merantau” sudah menjadi tradisi hidup kaum Zionis-Yahudi. Tidak ada daerah yang tidak mereka rambah. Di luar Jakarta, kaum Yahudi menetap di daerah Bandung, Jawa Barat. Pengamat Yahudi asal Bandung, HM Usep Romli mengatakan, mereka masuk Bandung sejak tahun 1900-an. Untuk meredam resistensi masyarakat Bandung, mereka masuk melalui jalur pendidikan dengan berprofesi sebagai guru. Kebanyakan dari mereka adalah pengikut aliran Theosofi, kaki tangan gerakan Freemasonry internasional. Tempat kumpul mereka berada di sebuah rumah yang terletak di dekat Jalan Dipati Ukur. Masyarakat menyebut rumah itu sebagai rumah setan.

“Dulunya, kawasan Dipati Ukur adalah tempat tinggal orang-orang Belanda dan tempat berkumpulnya kaum terpelajar, baik dari Belanda maupun pribumi. Itulah kenapa jika ditengok kawasan Dipati Ukur saat ini, banyak sekali berdiri lembaga-lembaga pendidikan, termasuk Universitas Padjajaran (Unpad). Namun saya tidak tahu di mana tepatnya markas kaum Theosofi tersebut,” ujar Usep.

Pada dasarnya, mereka tidak mengalami kesulitan menjajakan pemahamannya karena berpenampilan lembut, sopan dan ramah. Karenanya banyak masyarakat yang simpati dan tertarik dengan mereka. Sampai-sampai banyak masyarakat mengultuskan ucapan dan ajaran mereka, hingga mengikuti ritual agama Yahudi. “Tanpa disadari ajaran Zionis masuk ke hati dan pikiran masyarakat Bandung dan tumbuh menjadi suatu ajaran yang kuat,” tandas Usep.

Khusus di Surabaya, kaum Yahudi membentuk komunitas sendiri di beberapa kawasan kota lama, seperti Bubutan dan Jalan Kayon. Di Jalan Kayon No 4, Surabaya, hingga kini berdiri sebuah sinagog, tempat peribadatan kaum Yahudi. Selama ini gerakan mereka tidak mudah terdeteksi masyarakat karena mereka berkedok yayasan sosial dan amal. (Baca: Kamuflase Kaum Yahudi di Surabaya).

Panah beracun Zionis-Yahudi terus dilepaskan dari busurnya dan terus mengenai sasarannya. Setelah menunggu satu dekade, kini mereka sedang memanen buahnya. Melalui antek-anteknya di Indonesia, kaum Zionis-Yahudi “menyetir” dunia politik, sektor ekonomi, terutama bidang perbankan dan jaringan telekomunikasi.

Transaksi saham menjadi modal ampuh mengendalikan Indonesia. Singtel, perusahaan telekomunikasi milik orang Yahudi yang berkedudukan di Singapura misalnya, tahun lalu, berhasil menguasai kepemilikan PT Indosat, sebagaimana diungkapkan Ridwan Saidi . Mereka berhasil menjadi pemegang saham terbesar dan berhak mengatur arah policy Indosat ke depan. Komunikasi Indonesia, melalui Indosat misalnya, dalam kendali Yahudi?

Hal serupa terjadi dalam dunia pemberitaan. Bhakti Investama, sebuah perusahaan yang sebagian sahamnya milik George Soros, seorang Yahudi yang pada tahun 1998 mengacak-acak ekonomi Indonesia. Dengan membeli saham, dia mulai memasuki industri media di Indonesia Ritel juga menjadi sasaran utama mereka. Philip Morris, sebuah perusahaan rokok dunia milik seorang Yahudi asal Amerika menguasai kira-kira sembilan puluh persen saham perusahaan rokok PT Sampoerna. Ia pun berhak mengendalikan bisnis perusahaan rokok ternama di Indonesia itu.

Bidang budaya tak luput dari garapan mereka. Untuk menjauhkan Islam dari agamanya, mereka masuk ke dalam kebatinan Jawa. Kuatnya akar Freemasonry dapat dilihat dari mantra-mantra memanggil roh halus atau jin yang memakai bahasa Ibrani, bahasa khas kaum Yahudi.

Bau Zionis-Yahudi juga tercium tajam di dunia perjudian. Dadu yang sering dipakai dalam permainan judi bermata hewan Zionis. “Ini fakta. Oleh sebab itu saat menerima laporan dari bawahannya tentang kuatnya akar Zionisme-Yahudi di Indonesia, Hitler, pemimpin NAZI langsung mengirim pasukannya ke Hindia Belanda untuk memerangi mereka,” ujar Ridwan.

Jelas, gerakan Zionis-Yahudi bukanlah gerakan fiktif atau mengada-ada. Ia benar-benar nyata dan terus akan bergerak sampai cita-citanya tercapai: Menguasai dunia. Oleh sebab itu, kaum Muslimin harus terus memperkuat diri dengan Islam. Tidak boleh lengah atau lalai sedikit pun. Tetap waspada, jangan mudah termakan dengan pikiran atau paham bebas, dan rapatkan barisan, adalah modal kuat melawan mereka. Dan, tak kalah pentingnya, adalah memperkuat dan mengembangkan jaringan dan gerakan yang sedang kita bangun!

BERIKUT MERUPAKAN SEDIKIT HASIL WAWANCARA
Drs Djoko Susilo, MA, Pengamat Zionisme

Bagaimana Anda melihat peta gerakan Zionisme di Indonesia?
Sebagai suatu organisasi resmi, zionisme di Indonesia tidak ada dan itu harus kita akui. Saya lebih khawatir kepada gerakan yang bentuknya Ghazwul Fikri (invasi pemikiran, red). Berbeda dengan di AS yang memiliki banyak sekali cabang zionisme. Ada American Jewish Lobby, World Zionis Congres. Walaupun di Indonesia formalnya tidak ada, tapi misinya ada. Saya baru pulang dari New York, Chicago dan beberapa wilayah lainnya. Saya mereview banyak tempat di AS, dan ternyata gerakan Zionisme bukannya kendor, tapi ternyata kekuatan lobi Yahudi semakin menjadi-jadi, terutama sekali di bawah koalisi Kristen Fundamentalis AS, yang notabene di bawah kendali Bush. Kita lihat misalnya, di majalah BusinessWeek edisi terbaru (pertengahan Mei, red) kemarin yang laporan utamanya tentang Evangelical America. Di situ dijelaskan soal funding dan dukungan bagi gerakan mereka. Kemudian ketika saya di sana, banyak sekali kaitannya tentang fundamentalis Kristen dengan lobi-lobi Yahudi. Jadi, ini menggambarkan bagaimana kekuatan politik kelompok ini (Evangelis, red) dan kaitannya dengan kelompok-kelompok Zionis, sangat kuat. Saya khawatir dalam proses yang panjang di Indonesia ini, akan ada semacam cuci otak.

Mengapa kalangan Evangelis (Penginjil) begitu kuat menjalin kerja sama dengan Zionis?
Kalau kita lihat kenapa George Bush yang Evangelis ini mempunyai hubungan dengan zionisme, karena mereka percaya bahwa hadirnya Yesus Kristus itu, hanya dimungkinkan kalau orang-orang Israel berkumpul di Palestina. Karena itu, mereka berkepentingan mengembalikan orang Yahudi ke Palestina untuk memancing datangnya kebangkitan Yesus. Karena itu, bermuaralah kepentingan kelompok Evangelis dan kelompok Yahudi Zionis dengan segala implikasinya. Sehingga, kemudian implikasinya ke kita yang terjadi seperti dewasa ini, maka kita bisa melihatnya sebagai suatu skenario mereka. Zionis itu, banyak macamnya, ada Ortodok Zionis, ada Sosialis Zionis. Sejak Kongres di Bassel tahun 1896 sampai sekarang, taktik mereka tidak pernah bergeser. Mereka selalu bergerak dan memengaruhi kalangan elit penguasa, center of power.

Di Indonesia wujud resmi gerakan Zionisme sulit dilacak?
Memang sulit di lacak. Literaturnya juga jarang. Di Surabaya memang ada komunitas kecil Yahudi, dan mereka memiliki sinagog yang hingga kini masih ada. Ada buku Tarekat Mason, ini sejarah Freemasonry di Indonesia. Anda sekarang tidak akan dapat buku ini di Indonesia. Saya dapatkan buku ini pada pameran buku tahun lalu. Buku ini cuma dicetak 5000 eksemplar dan kemudian diborong oleh orang-orang tertentu, yang akhirnya tidak beredar di Indonesia. Pada waktu saya beli, mungkin buku ini hanya tinggal 10 biji. Di sini diungkap, kenapa cuma sampai tahun 1962 upaya gerakan Freemasonry di sini. Karena ketika tahun ini, Presiden Soekarno melarang beredarnya Freemasonry di Indonesia. Mereka masuk pada tahun 1764. Dan pada tahun 1962 segala hal yang berhubungan dengan ini, dilarang. Freemasonry memang berkaitan dengan Zionisme. Sekarang, memang Indonesia tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel, tapi diam-diam menjalin hubungan Pariwisata. Buktinya iklan-iklan paket ibadah umrah, menyelenggarakan perjalanan wisata ke Masjidil Aqsha. Padahal, uang yang masuk dari perjalanan wisata itu jatuh ke tangan Yahudi. Anda tahu, sekarang segala industri, termasuk pariwisata dikuasai oleh mereka. Saya ingin sampaikan di sini, bahwa memang usaha-usaha untuk menembus Indonesia itu ada. Mereka diam-diam ikut masuk ke negara kita lewat berbagai cara, terutama lewat berbagai pemikiran.

Ghazwul Fikri terkait skenario mereka?
Saya katakan bahwa melihat Zionisme secara organisasi resmi, maka sulit di lacak di Indonesia. Tapi, ada elemen-elemennya yang secara tidak langsung mendukung itu. Bahkan sekarang ini, ada usaha untuk mengamandemen UU No. 1 tahun 1974 (tentang perkimpoian, red) yang sekarang sudah masuk ke DPR. Misalnya, ada teman-teman yang ingin mengkriminalkan tentang bolehnya poligami. Saya kira ada kaitannya dengan itu. Saya melihat bahwa pertarungan ide terjadi bukan hanya sekarang. Misalnya sekarang ada Ulil Abshar dan kawan-kawan, sebenarnya itu dari dulu juga sudah ada. Dan ternyata yang kita pelajari dari buku Freemasonry, yang berbahaya itu adalah dari segi pemikiran dan pendidikan.

Seberapa kuat gerakan Zionis di belakang liberalisasi pemikiran?
Kalau Anda lihat, suksesnya Kamal Attaturk karena terjadinya proses sekulerisasi yang dahsyat di sana. Di negara-negara Timur Tengah elitnya juga banyak yang sekuler. Jadi memang pintunya lewat sekulerisasi. Di Indonesia, orang sudah tidak menganggap sekulerisasi sebagai hal yang dahsyat. Padahal sekulerisasi di sini, sudah sangat mengkhawatirkan dibanding sepuluh atau dua puluh tahun yang lalu. Buku-buku Bernard Lewis adalah buku yang sebenarnya pro terhadap Zionis. Buku tentang The Crisis of Islam, itu parah. Anaknya, Michael Lewis, adalah kepala unit rahasia AIPAC, sebuah organisasi lobi Yahudi di Amerika yang sangat berpengaruh. Jadi, kalau Anda belajar pada orang Yahudi, ya berpikir kayak Yahudi juga.

Selain lewat gerakan pemikiran?
Mereka menguasai media: televisi, koran, radio dan sebagainya. Kalau dulu tidak ada media, mereka menguasai para intelektual. Bahkan pada zaman Nabi saw banyak penyair-penyair Yahudi yang hebat. Sekarang ini yang terkait dengan penguasaan publik adalah wartawan, produksi film dan radio. Saya memiliki catatan kronologis bagaimana mereka mendirikan Hollywood. Sekarang bisa di bilang, 70 persen industri film itu dari Hollywood. 10 persen dari Hongkong, 10 persen dari India, dan sisanya dari negara-negara lain. Sebagai contoh, saat tayangan dangdut Digoda di Trans TV beberapa waktu lalu, ada lagu Havanadila, lagu perjuangan rakyat Israel yang didendangkan. Mungkin produsernya tidak tahu, tapi saya tahu karena punya kasetnya. Setelah saya bilang ke salah seorang direksinya, mereka pucat karena tidak tahu.

tarbalikkan fakta sejarah?
Sepanjang sejarah, penguasa-penguasa Muslim tidak pernah memaksa umat-umat agama lain untuk memeluk Islam. Tapi, coba bandingkan, semua bekas jajahan Spanyol dan Portugis, pasti jadi Katolik dengan kebrutalannya. Tapi tidak dengan bekas kesultanan Turki, seperti Bulgaria dan Yunani dengan Ortodoks Kristen. Yang masuk Islam itu sukarela karena Islam tidak memaksa. Tidak ada riwayatnya, penguasa Muslim melakukan pemaksaan
(SEE MORE ON: http://kumaraqulmi.multiply.com/reviews/item/64)

PENUTUP
HATI-HATI HADIST PALSU: “Perbedaan pada umatku adalah rahmat”

Benarkah ungkapan ini? benarkah Rasulullah mengucapkan hadits tersebut?

Apa kata Muhadditsin (Ahli Hadits) tentang hadits tersebut??


Syaikh Al-Albani rahimahulah berkata: “Hadits tersebut tidak ada asalnya”. [Adh-Dha�ifah :II / 76-85]

Imam As-Subki berkata: “Hadits ini tidak dikenal oleh ahli hadits dan saya belum mendapatkannya baik dengan sanad shahih, dha�if (lemah), maupun maudhu (palsu).”


Syaikh Ali-hasan Al-Halaby Al-Atsari berkata: “ini adalah hadits bathil dan kebohongan.” [Ushul Al-Bida�]


Dan dari sisi makna hadits ini disalahkan oleh para ulama.


Al-�Alamah Ibnu Hazm berkata dalam Al-Ahkam Fii Ushuli Ahkam (5/64) setelah menjelaskan bahwa ini bukan hadits: “Dan ini adalah perkataan yang paling rusak, sebab jika perselisihan itu adalah rahmat, maka berarti persatuan adalah adzhab. Ini tidak mungkin dikatakan oleh seorang muslim, karena tidak akan berkumpul antara persatuan dan perselisihan, rahmat dan adzhab.”


Bagaimanakah Daya Rusak Hadits Palsu Tersebut Terhadap Islam ?
"Mengekalkan perpecahan dalam Islam"

Tidak ragu lagi bahwa hadits tersebut adalah tikaman para pembawanya bagi persatuan Islam yang haqiqi. Ketika para pembawa panji-panji sunnah menyeru umat kepada persatuan Aqidah dan Manhaj (jalan/metode) yang shahih. Tiba-tiba muncul orang-orang yang mengaku mengajak kepada persatuan Islam dengan berkata: “Biarkanlah kaum muslimin dengan keyakinannya masing-masing, biarkanlah kaum muslimin dengan metodenya masing-masing dalam berjalan menuju Allah , janganlah memaksakan perselisihan yang ada harus seragam dengan keyakinan dan pola pikir orang-orang arab padang pasir 15 abad yang lalu. Karena Rasulullah bersabda: “perselisihan pendapat pada umatku adalah rahmat.”

Allahu Akbar�!! Alangkah kejinya ungkapan tersebut dan banyak lagi perkataan yang semisalnya yang mengakibatkan kaum muslimin abadi di dalam aqidah dan manhaj yang berbeda. Padahal ayat-ayat dalam Al-Qur�an melarang berselisih pendapat dalam urusan agama dan menyuruh bersatu. Seperti Firman Allah dalam:


Surat Al-Anfal ayat 46 yang artinya;


“Jangan kamu berselisih, karena kamu akan menjadi lemah dan hilang kewibawaan kamu.”

Surat Ar-Rum ayat 31-32:


“Jangan kamu seperti orang-orang yang musyrik, yaitu mereka mencerai-beraikan agamanya dan bergolong-golongan. Dan setiap golongan berbangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.”

Surat Hud ayat: 118-119:


“Mereka terus-menerus berselisih kecuali orang yang mendapatkan rahmat dari Tuhanmu.”

Dan kita diperintah Allah untuk bersatu dalam Aqidah dan manhaj diatas Aqidah dan Manhajnya Rasulullah dan para sahabatnya. Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-An�am ayat: 153 yang artinya:

“Dan bahwa (yang kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa.”

Dan kita diperintahkan Allah untuk merujuk bersama kepada Al-Qur�an dan As-Sunnah ketika terjadi perselisihan, bukannya membiarkan perselisihan aqidah dan hal-hal yang pokok dalam agama meradang di tengah ummat dengan dalih sepotong hadist palsu. Firman-Nya dalan surat An-Nisa� ayat 59 yang artinya:

“Jika kamu berselisih pendapat maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur�an) dan Rasul-Nya (Sunnah-nya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.”


Surat Ar-Rum ayat 31-32:


“Jangan kamu seperti orang-orang yang musyrik, yaitu mereka mencerai-beraikan agamanya dan bergolong-golongan. Dan setiap golongan berbangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.”

Surat Hud ayat: 118-119:


“Mereka terus-menerus berselisih kecuali orang yang mendapatkan rahmat dari Tuhanmu.”

Dan kita diperintah Allah untuk bersatu dalam Aqidah dan manhaj diatas Aqidah dan Manhajnya Rasulullah dan para sahabatnya. Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-An�am ayat: 153 yang artinya:

“Dan bahwa (yang kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertaqwa.”

Dan kita diperintahkan Allah untuk merujuk bersama kepada Al-Qur�an dan As-Sunnah ketika terjadi perselisihan, bukannya membiarkan perselisihan aqidah dan hal-hal yang pokok dalam agama meradang di tengah ummat dengan dalih sepotong hadist palsu. Firman-Nya dalan surat An-Nisa� ayat 59 yang artinya:

“Jika kamu berselisih pendapat maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur�an) dan Rasul-Nya (Sunnah-nya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian, yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.”

Kaum muslimin tidak lagi menjadikan Al-Qur�an dan As-Sunnah sebagi sandaran kebenaran dan hakim

Syaikh Al-Albani berkata: “Diantara dampak buruk hadits ini adalah banyak kaum muslimin yang mengakui terjadinya perselisihan sengit yang terjadi diantara 4 madzab dan tidak pernah sama sekali berupaya untuk mengembalikannya kepada Al-Qu�an dan Al-Hadits.” [Adh-Dha�ifah: I/76]

Allah berfirman menceritakan Nabi-Nya Muhammad ketika mengadu kepada-Nya:

“Berkatalah rasul: �Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur�an ini suatu yang tidak diacuhkan.” [QS. Al-Furqan:30].

Sungguh hal itu terulang kembali di zaman ini dikarenakan hadist palsu yang menggerogoti ummat.


Umat islam tidak lagi menjadi umat terbaik yang jaya di atas umat yang lainnya.

ini dikarenakan hadits palsu tersebut menjadi dinding bagi seorang muslim untuk beramar ma�ruf nahi mungkar, seorang muslim tidak lagi menegur saudaranya yang berbuat salah dalam syirik, kekufuran, dan bid�ah serta maksiat disebabkan meyakini hadits palsu tersebut. Karena mereka menganggap semua itu sebagai suatu perbedaan yang hakikatnya adalah rahmat, sehingga tidak perlu untuk ber-nahi mungkar. Akibatnya, predikat ummat terbaik tidak lagi disandang oleh umat islam, karena telah meninggalkan syaratnya yakni Amar Ma�ruf dan Nahi Mungkar. Sebagaimana firman Allah dalam surat Ali-�Imran ayat: 110 yang artinya:

“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma�ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah .”

Ancaman dan kecaman yang keras dari Nabi, karena berkata dengan mengatasnamakan Rasulullah secara dusta.

Rasulullah bersabda :

“Barang siapa berdusta atas namaku dengan sengaja, maka hendaklah ia siapkan tempat duduknya dari api neraka” [Riwayat Bukhari-Muslim].

Hendaklah takut orang-orang yang mengada-adakan perkataan dusta atas nama Rasulullah , demikian pula orang-orang yang menyebarkan dan mendongengkan kisah-kisah palsu dan lemah yang hanya muncul dari prasangka belaka yang padahal prasangka itu adalah seburuk-buruk perkataan.


Meninggalkan perintah Allah

Ini adalah efek lanjutan dari hadist palsu tesebut, karena ketika seseorang mentolelir perselisihan aqidah, halal dan haram, serta segala sesuatu yang telah tegas digariskan oleh dua wahyu, maka di saat yang sama ia telah meninggalkan perintah Allah untuk menuntaskan setiap perselisihan kepada Al-Qur�an, dan As-Sunnah. Sebagaimana Allah berfiman :

“Jika kamu berselisih pendapat maka kembali-kanlah kepada Allah (Al-Qur�an) dan Rasul-Nya (As-Sunnah) jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir, yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya” [An-Nisa:59]

Melemahkan kekuatan kaum Muslimin serta membuka jalan bagi orang-orang kafir untuk menghancurkan Islam dari dalam

Syaikh Ali Hasan dalam kitabnya “ushul bida” mengisyaratkan dampak buruk hadist tersebut yang dapat melemahkan kaum muslimin dan menjatuhkan kewibawaannya, karena jelas-jelas hadist palsu tersebut menebarkan benih-benih perpecahan di tubuh kaum Muslimin, sedangkan Allah berfirman :


“Jangan kamu berselisih, karena kamu akan menjadi lemah dan hilang kewibawaan kamu.” [Al-Anfal: 46]

Ibnu mas�ud meriwayatkan :

�Rasulullah membuat satu garis dengan tangannya lalu bersabda �ini jalan Allah yang lurus�, lalu beliau membuat garis-garis dikanan kirinya, kemudian bersabda, �ini adalah jalan-jalan yang sesat tak satupun dari jalan-jalan ini kecuali didalamnya terdapat setan yang menyeru kepadanya.� Selanjutnya beliau membaca firman Allah , �dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah dia janganah mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya yang demikian itu diperintahkan oleh Allah kepadamu agar kamu bertaqwa (Qs. Al-an�am153)�. (Hadits shahih riwayat Ahmad dan Nasa�i).

Ushul bida� [Syaikh Ali Hasan Ali Abdul hamid]
Sifatush shalaty An-Naby [Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani] dan sumber-sumber lainnya
Dicopy dari: anshorussunnah.cjb.net

Langkah wajib untuk melumpuhkan jaringan Zionis di Indonesia

Kaskus

2 comments:

Anonymous said...

Hahahahah.... mampus!!! Freemason menang kan! kalian gak ada apa2 nya, hanya ibarat debu... mau mendirikan negara islam dengan cara memaksa... sana pindah ke arab...Hidup Freemason!!! Hidup yahudi!!!

Merdy Romero Lagondes steven said...

enak aja
islam adalah agama yang paling baik diantara agama2 yg lain
penghapusan 7 kata itu hanya menghormati agama lain biar tidak ada pembentroksn
jadi kamu salah menilai itu hidup syariat islam :P